Laman

Selasa, 26 April 2011

ALLAH SELALU ADA DI HATI

Jika seandainya engakau merasa telah lelah dan tak berdaya atas usaha yang sepertinya sia-sia belaka, tetapi sesungguhnya, engkau tak perlu merasa putus asa, karena
Allah swt tahu betapa keras engkau sudah berusaha dalam pekerjaanmu.

Lalu, ketika engkau sudah menangis sekian lama dan hatimu masih terasa pedih atas semua kesedihanmu, sesungguhnya
Allah swt sudah menghitung setiap butiran air matamu.

Dan, jika engkau berpikir bahwa hidupmu sedang menantikan sesuatu yang paling berharga dalam hidupmu, sedangkan waktu terasa berlalu begitu cepat sekali, sesunggunhya engkau tak perlu khawatir karena
Allah swt sedang menunggu bersama denganmu.

Lalu, ketika engkau merasa hanya sendirian saja padahal teman-temanmu terlalu sibuk untuk hanya sekedar ber-say hallo dengan dirimu, tetapi sesungguhnya
Allah swt selalu berada disampingmu.

Kemudian, ketika engkau berpikir bahwa engkau sudah mencoba segalanya dan sudah tidak tahu lagi hendak berbuat apa, engkau tak perlu merasa risau, karena
Allah swt sudah memiliki jawabannya.

Selanjutnya, ketika segala sesuatunya sudah menjadi tidak masuk akal dan engkau merasa sangat tertekan, sebenarnya
Allah swt akan dapat menenangkanmu.

Dan kemudian, jika tiba – tiba engkau dapat melihat suatu titik harapan, saat itulah sesungguhnya
Allah swt sedang berbisik kepadamu.

Dan selanjutnya ketika engkau kau memiliki suatu tujuan untuk secepatnya dipenuhi dan mimpimu untuk segera diwujudkan, sesungguhnya engkau semestinya mengetahui bahwa
Allah swt sudah membukakan matamu dan memanggilmu dengan atas namamu.

Ingatlah bahwa dimanapun engkau berada dan atau kemanapun engkau akan menghadap, sesungguhnya
Allah swt sudah mengetahuinya

MAKNA MUHASABAH

Dari Syadad bin Aus r.a., dari Rasulullah saw., bahwa beliau berkata, "Orang yang pandai adalah yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri serta beramal untuk kehidupan sesudah kematian. Sedangkan orang yang lemah adalah yang dirinya mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah swt. (HR. Imam Turmudzi, ia berkata, "Hadits ini adalah hadits hasan")

Gambaran Umum Hadits

Hadits di atas menggambarkan urgensi muhasabah (evaluasi diri) dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Karena hidup di dunia merupakan rangkaian dari sebuah planing dan misi besar seorang hamba, yaitu menggapai keridhaan Rab-nya. Dan dalam menjalankan misi tersebut, seseorang tentunya harus memiliki visi (ghayah), perencanaan (ahdaf), strategi (takhtith), pelaksanaan (tatbiq) dan evaluasi (muhasabah). Hal terakhir merupakan pembahasan utama yang dijelaskan oleh Rasulullah saw. dalam hadits ini. Bahkan dengan jelas, Rasulullah mengaitkan evaluasi dengan kesuksesan, sedangkan kegagalan dengan mengikuti hawa nafsu dan banyak angan.

Indikasi Kesuksesan dan Kegagalan

Hadits di atas dibuka Rasulullah dengan sabdanya, "Orang yang pandai (sukses) adalah yang mengevaluasi dirinya serta beramal untuk kehidupan setelah kematiannya." Ungkapan sederhana ini sungguh menggambarkan sebuah visi yang harus dimiliki seorang muslim. Sebuah visi yang membentang bahkan menembus dimensi kehidupan dunia, yaitu visi hingga kehidupan setelah kematian.

Seorang muslim tidak seharusnya hanya berwawasan sempit dan terbatas, sekedar pemenuhan keinginan untuk jangka waktu sesaat. Namun lebih dari itu, seorang muslim harus memiliki visi dan planing untuk kehidupannya yang lebih kekal abadi. Karena orang sukses adalah yang mampu mengatur keinginan singkatnya demi keinginan jangka panjangnya. Orang bertakwa adalah yang "rela" mengorbankan keinginan duniawinya, demi tujuan yang lebih mulia, "kebahagian kehidupan ukhrawi."

Dalam Al-Qur"an, Allah swt. seringkali mengingatkan hamba-hamba-Nya mengenai visi besar ini, di antaranya adalah dalam QS. Al-Hasyr (59): 18-19.

Muhasabah atau evaluasi atas visi inilah yang digambarkan oleh Rasulullah saw. sebagai kunci pertama dari kesuksesan. Selain itu, Rasulullah saw. juga menjelaskan kunci kesuksesan yang kedua, yaitu action after evaluation. Artinya setelah evaluasi harus ada aksi perbaikan. Dan hal ini diisyaratkan oleh Rasulullah saw. dengan sabdanya dalam hadits di atas dengan "dan beramal untuk kehidupan sesudah kematian." Potongan hadits yang terakhir ini diungkapkan Rasulullah saw. langsung setelah penjelasan tentang muhasabah. Karena muhasabah juga tidak akan berarti apa-apa tanpa adanya tindak lanjut atau perbaikan.

Terdapat hal menarik yang tersirat dari hadits di atas, khususnya dalam penjelasan Rasulullah saw. mengenai kesuksesan. Orang yang pandai senantiasa evaluasi terhadap amalnya, serta beramal untuk kehidupan jangka panjangnya yaitu kehidupan akhirat. Dan evaluasi tersebut dilakukan untuk kepentingan dirinya, dalam rangka peningkatan kepribadiannya sendiri.

Sementara kebalikannya, yaitu kegagalan. Disebut oleh Rasulullah saw, dengan "orang yang lemah", memiliki dua ciri mendasar yaitu orang yang mengikuti hawa nafsunya, membiarkan hidupnya tidak memiliki visi, tidak memiliki planing, tidak ada action dari planingnya, terlebih-lebih memuhasabahi perjalanan hidupnya. Sedangkan yang kedua adalah memiliki banyak angan-angan dan khayalan, "berangan-angan terhadap Allah." Maksudnya, adalah sebagaimana dikemukakan oleh Imam Al-Mubarakfuri dalam Tuhfatul Ahwadzi, sebagai berikut: Dia (orang yang lemah), bersamaan dengan lemahnya ketaatannya kepada Allah dan selalu mengikuti hawa nafsunya, tidak pernah meminta ampunan kepada Allah, bahkan selalu berangan-angan bahwa Allah akan mengampuni dosa-dosanya.

Urgensi Muhasabah

Imam Turmudzi setelah meriwayatkan hadits di atas, juga meriwayatkan ungkapan Umar bin Khattab dan juga ungkapan Maimun bin Mihran mengenai urgensi dari muhasabah.

1. Mengenai muhasabah, Umar r.a. mengemukakan:

"Hisablah (evaluasilah) diri kalian sebelum kalian dihisab, dan berhiaslah (bersiaplah) kalian untuk hari aradh akbar (yaumul hisab). Dan bahwasanya hisab itu akan menjadi ringan pada hari kiamat bagi orang yang menghisab (evaluasi) dirinya di dunia.

Sebagai sahabat yang dikenal "kritis" dan visioner, Umar memahami benar urgensi dari evaluasi ini. Pada kalimat terakhir pada ungkapan di atas, Umar mengatakan bahwa orang yang biasa mengevaluasi dirinya akan meringankan hisabnya di yaumul akhir kelak. Umar paham bahwa setiap insan akan dihisab, maka iapun memerintahkan agar kita menghisab diri kita sebelum mendapatkan hisab dari Allah swt.

2. Sementara Maimun bin Mihran r.a. mengatakan:

"Seorang hamba tidak dikatakan bertakwa hingga ia menghisab dirinya sebagaimana dihisab pengikutnya dari mana makanan dan pakaiannya".

Maimun bin Mihran merupakan seorang tabiin yang cukup masyhur. Beliau wafat pada tahun 117 H. Beliaupun sangat memahami urgensi muhasabah, sehingga beliau mengaitkan muhasabah dengan ketakwaan. Seseorang tidak dikatakan bertakwa, hingga menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri. Karena beliau melihat salah satu ciri orang yang bertakwa adalah orang yang senantiasa mengevaluasi amal-amalnya. Dan orang yang bertakwa, pastilah memiliki visi, yaitu untuk mendapatkan ridha Ilahi.

3. Urgensi lain dari muhasabah adalah karena setiap orang kelak pada hari akhir akan datang menghadap Allah swt. dengan kondisi sendiri-sendiri untuk mempertanggung jawabkan segala amal perbuatannya. Allah swt. menjelaskan dalam Al-Qur"an: "Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan sendiri-sendiri." [QS. Maryam (19): 95, Al-Anbiya" (21): 1].

Aspek-Aspek Yang Perlu Dimuhasabahi

Terdapat beberapa aspek yang perlu dimuhasabahi oleh setiap muslim, agar ia menjadi orang yang pandai dan sukses.

1.Aspek Ibadah

Pertama kali yang harus dievaluasi setiap muslim adalah aspek ibadah. Karena ibadah merupakan tujuan utama diciptakannya manusia di muka bumi ini. [QS. Adz-Dzaariyaat (51): 56]

2. Aspek Pekerjaan & Perolehan Rizki

Aspek kedua ini sering kali dianggap remeh, atau bahkan ditinggalkan dan ditakpedulikan oleh kebanyakan kaum muslimin. Karena sebagian menganggap bahwa aspek ini adalah urusan duniawi yang tidak memberikan pengaruh pada aspek ukhrawinya. Sementara dalam sebuah hadits, Rasulullah saw. bersabda:

Dari Ibnu Mas"ud ra dari Nabi Muhammad saw. bahwa beliau bersabda, "Tidak akan bergerak tapak kaki ibnu Adam pada hari kiamat, hingga ia ditanya tentang 5 perkara; umurnya untuk apa dihabiskannya, masa mudanya, kemana dipergunakannya, hartanya darimana ia memperolehnya dan ke mana dibelanjakannya, dan ilmunya sejauh mana pengamalannya." (HR. Turmudzi)

3.Aspek Kehidupan Sosial Keislaman

Aspek yang tidak kalah penting untuk dievaluasi adalah aspek kehidupan sosial, dalam artian hubungan muamalah, akhlak dan adab dengan sesama manusia. Karena kenyataannya aspek ini juga sangat penting, sebagaimana yang digambarkan Rasulullah saw. dalam sebuah hadits:

Dari Abu Hurairah ra, bahwa Rasulullah saw. bersabda, "Tahukah kalian siapakah orang yang bangkrut itu?" Sahabat menjawab, "Orang yang bangkrut diantara kami adalah orang yang tidak memiliki dirham dan tidak memiliki perhiasan." Rasulullah saw. bersabda, "Orang yang bangkrut dari umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat dengan (pahala) shalat, puasa dan zakat, namun ia juga datang dengan membawa (dosa) menuduh, mencela, memakan harta orang lain, memukul (mengintimidasi) orang lain. Maka orang-orang tersebut diberikan pahala kebaikan-kebaikan dirinya. Hingga manakala pahala kebaikannya telah habis, sebelum tertunaikan kewajibannya, diambillah dosa-dosa mereka dan dicampakkan pada dirinya, lalu dia pun dicampakkan ke dalam api neraka. (HR. Muslim)

Melalaikan aspek ini, dapat menjadi orang yang muflis sebagaimana digambarkan Rasulullah saw. dalam hadits di atas. Datang ke akhirat dengan membawa pahala amal ibadah yang begitu banyak, namun bersamaan dengan itu, ia juga datang ke akhirat dengan membawa dosa yang terkait dengan interaksinya yang negatif terhadap orang lain; mencaci, mencela, menuduh, memfitnah, memakan harta tetangganya, mengintimidasi dsb. Sehingga pahala kebaikannya habis untuk menutupi keburukannya. Bahkan karena kebaikannya tidak cukup untuk menutupi keburukannya tersebut, maka dosa-dosa orang-orang yang dizaliminya tersebut dicampakkan pada dirinya. Hingga jadilah ia tidak memiliki apa-apa, selain hanya dosa dan dosa, akibat tidak memperhatikan aspek ini. Na"udzubillah min dzalik.

4. Aspek Dakwah


Aspek ini sesungguhnya sangat luas untuk dibicarakan. Karena menyangkut dakwah dalam segala aspek; sosial, politik, ekonomi, dan juga substansi dari da"wah itu sendiri mengajak orang pada kebersihan jiwa, akhlaqul karimah, memakmurkan masjid, menyempurnakan ibadah, mengklimakskan kepasrahan abadi pada ilahi, banyak istighfar dan taubat dsb.

Tetapi yang cukup urgens dan sangat substansial pada evaluasi aspek dakwah ini yang perlu dievaluasi adalah, sudah sejauh mana pihak lain baik dalam skala fardi maupun jama"i, merasakan manisnya dan manfaat dari dakwah yang telah sekian lama dilakukan? Jangan sampai sebuah "jamaah" dakwah kehilangan pekerjaannya yang sangat substansial, yaitu dakwah itu sendiri.

Evaluasi pada bidang dakwah ini jika dijabarkan, juga akan menjadi lebih luas. Seperti evaluasi dakwah dalam bidang tarbiyah dan kaderisasi, evaluasi dakwah dalam bidang dakwah "ammah, evaluasi dakwah dalam bidang siyasi, evaluasi dakwah dalam bidang iqtishadi, dsb?
Pada intinya, dakwah harus dievaluasi, agar harakah dakwah tidak hanya menjadi simbol yang substansinya telah beralih pada sektor lain yang jauh dari nilai-nilai dakwah itu sendiri. Mudah - mudahan ayat ini menjadi bahan evaluasi bagi dakwah yang sama-sama kita lakukan: Katakanlah: "Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik". [QS. Yusuf (12): 108]

CARA MENGENAL ALLAH

Bagaimana ciri-ciri orang yang mengenal Allah? Kalau orang yang mengenal Allah setiap dia mengalami suatu masalah pasti masalah itu akan dikembalikan kepada Allah, berdoa dan mengadu kepada Allah karena hanya kepada Allahlah kita akan kembali.

Anda dapat mengenal Allah melalui Al-Qur"an, bahkan ada satu surat dimana Allah menjelaskan siapa diri-Nya, coba anda lihat Al-Qur"an surat Maryam - 65 yang berbunyi :

"Tuhan (yang menguasai) langit dan bumi, dan apa-apa yang ada diantara keduanya, maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadah kepada-Nya. Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut disembah?)"

Betapa indah dan tegasnya ayat tersebut, bahkan selain menjelaskan tentang siapa Allah ayat tersebut juga menjelaskan apa kewajiban kita sebagai seorang hamba kepada Sang Pencipta yaitu beribadah kepada-Nya, dan sampai kapan kita harus terus beribadah? sampai kita MATI.

Ibadah memiliki syarat agar ibadah itu di kategorikan sebagai ibadah yang benar yaitu :

* Ikhlas, ikhlas melaksanakan ibadah karena Allah
* Sesuai dengan syariat yaitu sesuai Al-Qur"an dan hadist jadi kalau tidak ada di dalam Al-Qur"an dan Hadist jangan dikerjakan karena bid"ah hukumnya haram dan amalannya akan tertolak

Pokok-pokok ibadah ada 3 yaitu :

* Mahabbah (rasa cinta)

Bagaimana caranya kita mencinta Allah? dengan mencinta semua perkara yang Allah cintai dan membenci semua perkara yang dibenci Allah. Allah berfirman,

"Katakanlah: Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai lebih kamu cintai daripada Allah dan rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik" (QS. At-Taubah: 24)

"(Yaitu) orang-orang yang beriman kepada Allah dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah lah hati menjadi tentram" (QS.Ar-Rad: 28)

* Khauf (rasa takut)

Rasa takut adalah kondisi jiwa yang tersiksa karena disebabkan takut kepada Allah, jika anda melakukan ibadah harus didasari rasa takut kepada Allah bukan kepada atasan atau bos di kantor dimana ibadah dilakukan karena bos di kantor rajin shalat jadi shalatnya supaya dilihat oleh bos bukan karena takut kepada Allah, Allah berfirman,

"Janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku, jika kamu benar-benar orang yang beriman" (QS.Ali Imron: 17 5)

"Karena itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku" (QS.Al-Maidah: 44)

"Hanya kepada-Ku lah kamu harus takut (tunduk)". (QS. Al-Baqarah: 40)

Ada beberapa cara untuk menumbuhkan rasa takut :

1. Rasa takut bisa timbul jika anda mengetahui betapa kerasnya hukuman Allah kepada orang-orang yang bermaksiat.
2. Rasa takut bisa timbul dengan mengingat masa lalu dimana, saat waktu-waktu anda yang berharga anda gunakan untuk bermaksiat dan membandingkannya dengan masa saat anda dekat kepada-Nya.
3. Rasa takut bisa timbul jika kita mengenali sifat-sifat Allah
4. Menumbuhkan ketakutan dengan kondisi taubatnya apakah diterima atau tidak? dan takut kalau-kalau akan diakhirkan dengan kondisi su"ul khatimah.

* Ar-Raja (harapan)

Ar-raja adalah sikap berharap agar Allah membalas perbuatan anda dengan pahala dan mengharapkan akan diampuni dosa-dosanya dan mengharap datangnya rahmat Allah. Allah berfirman,

"Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan)" (QS. Al-A"raf: 56)

"Orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya?" (QS. Az-Zumar: 9)

"Maka kami perkenankan doanya dan kami anugerahkan kepadanya yahya dan kami jadikan istrinya dapat mengandung. Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu bersegera dalam (mengerjakan) perbuatan-perbuatan yang baik dan mereka berdoa kepada Kami dengan harap dan cemas" (QS. Al-Anbiya: 90)

Harapan sendiri terbagi menjadi 3 yaitu:

1. Harapan seseorang yang taat kepada Allah agar amal perbuatannya diterima Allah, diberi pahala kepada kemenangan surga dan dihindarkan dari siksa neraka.
2. Harapan seseorang yang berdosa dan bertaubat agar kiranya Allah mengampuni dosa-dosanya dan memaafkan kesalahan mereka.
3. Harapan seseorang yang berpanjang-panjang dalam meremehkan agama sambil terus bermaksiat dengan mengharapkan ampunan Allah sementara dia terus melakukan maksiat (meremehkan yang wajib dan melakukan yang haram). Harapan yang terakhir ini adalah harapan yang sia-sia

Allah berfirman,

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah" (QS. Al-Baqarah: 218)

"(Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak (pula) menurut angan-angannya ahli kitab. Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dari kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah" (QS. An-Nisa: 123)

1. Berpikirlah dengan seluruh kecerdasan anda dan rasakanlah dengan seluruh rasa anda tentang Dzat, Asma (nama) dan Af’al (perbuatan)-NYA. 2. Selanjutnya akui bahwa pikiran dan perasaan anda tentang-NYA itu pasti SALAH karena ALLAH SWT berbeda dengan apa yang anda pikirkan dan anda rasakan tersebut dan ini adalah sifat-NYA; yaitu berbeda dengan semesta kemakhlukan. 3. Kemudian laksanakan sholatlah untuk memohon ampunan atas kesalahan anda pada-NYA.

cara MENGENAL ALLAH {MAKRIFATULLAH}

1. Berpikirlah dengan seluruh kecerdasan anda dan rasakanlah dengan seluruh rasa anda tentang Dzat, Asma (nama) dan Af’al (perbuatan)-NYA.
2. Selanjutnya akui bahwa pikiran dan perasaan anda tentang-NYA itu pasti SALAH karena ALLAH SWT berbeda dengan apa yang anda pikirkan dan anda rasakan tersebut dan ini adalah sifat-NYA; yaitu berbeda dengan semesta kemakhlukan.
3. Kemudian laksanakan sholatlah untuk memohon ampunan atas kesalahan anda pada-NYA.


PENGENALAN

Kebanyakkan  manusia pada hari ini menganggap bahawa  "Hidup" itu hanyalah makan, bergerak, mencari kemewahan, bekerja dan lain lain lagi, mereka mengangap bahawa jasad kasar mereka itu hidup dengan sendiri nya yang membolehkan mereka melakukan kerja kerja harian mereka itu, tapi pernah kah mereka terfikir bahawa jasad mereka itu sebenar nya ialah benda mati yang tidak dapat hidup dan bergerak dengan sendiri nya  tanpa ada sesuatu yang menghidupkan nya?

Ketahuilah tanpa yang hidup itu jasad tidak ada erti nya. Tetapi benda mati ini lah yang dijaga dan diutamakan orang di dunia ini. Sedangkan semua tahu bila mati kelak, jasad akan busuk dan di tanam atau di bakar. Ini menunjukkan mati ialah bila hidup yang menghidupkan jasad tadi meninggalakan jasad.

Dimanakah letaknya yang di panggil hidup itu? Yang mana dengan adanya yang hidup itu lah jasad kita ini hidup dan   sebenarnya ia diam di dalam jasad kita sendiri, dan dia lah yang di panggil "DIRI" sebenar "DIRI"  dan menghidupkan jasad kita ini. Tapi pernah kah kita terfikir tentang "DIRI" itu atau cuba mencari dan mengenal nya.

Tentu nya soal yang akan timbul ialah dari mana "DIRI" itu, dimana letaknya "DIRI" itu, terdiri dari apakah "DIRI" itu, dan kemanakah perginya "DIRI" itu apabila jasad mati atau dengan lain perkataan "DIRI" meninggalkan jasad???  dan yang penting sekali bolehkah kita mengenal "DIRI" sebenar "DIRI" kita itu.
 BARANG SIAPA MENGENAL "DIRI" NESCAYA KENAL LAH IA AKAN TUHAN NYA

Benarkah bila kita mengenal "DIRI" maka kita akan mengenal Tuhan ??

Kita semua tahu bahawa ujud nya roh!  Tak ada sesiapa yang dapat menafikan kenyataan ini, Kerana semasa Tuhan bertanya kepada sekelian Roh  " siapa kah Tuhan kamu " dengan sepontan sekelian Roh menjawab " bahkan " yang membawa makna mereka telah pun mengenal Tuhan yang esa.:

Kisah Roh memasukki jasad Adam

Setelah jasad Adam terbaring maka Tuhan telah memerintahkan Roh memasukki ke jasad Adam, tetapi sebelum itu Roh  telah bertanya " dimanakah harus aku masukki, ya ALLAH "  dan ALLAH pun menjawab " masuk lah mana mana yang kamu senangi "  Maka masuk lah Roh melalui hidung dan dengan itu maka bernafaslah kita melalui hidung.

Ini menunjukkan bahawa sesudah Roh memasukki badan, maka barulah bermulanya kehidupan kepada jasad dan terbukti di sini bahawa Roh lah yang dikatakan penghidup kepada jasad, dan mati pada jasad ialah apabila Roh keluar apabila sampai ajal nya.

Jasad kasar kita ini terdiri dari 2 yaitu:

1. Dihidupkan

Apakah maksud dihidupkan dan bahagian mana?   Yang dihidupkan ialah Jasad kasar kita ini, ia nya di hidupkan oleh ""Roh"" yang berada di dalam Jasad. "Roh" memasukki jasad semasa kita 100 hari dalam rahim ibu kita. "Aku tiupkan sebagian dari roh ku" kata firman Allah. Sejak itu lah kita hidup di dalam rahim ibu kita dan kemudian di lahirkan kedunia dan terus menjalankan kehidupan dari bayi hingga lah akhir hayat.

2. Menghidupkan

Yang menghidupkan ialah roh, yang datangnya (diciptakan) dari Allah, yang memasuki jasad dan terus hidup, tugas roh ialah menghidupkan jasad tetapi sayang nya jasad tidak langsung terfikir bahawa roh lah yang hidup sebenar benar hidup dan menghidupkan jasad yang bila mana roh meninggalkan nya maka matilah dia di panggil orang dan di tanam atau di bakar.

MATI  IALAH  APABILA  ROH  MENINGGALKAN  JASAD

Jadi siapakan yang berkepentingan disini, tentunya jasad kerana tanpa roh maka jasad tidak bermaana langsung.

Jasad perlukan roh untuk hidup tapi kenapa roh tidak dipedulikan semasa hidup nya

Perlukah roh di kenali?

Sebelum mengenal Roh  haruslah kita mengenal "DIRI
"BARANG  SIAPA  MENGENAL  "DIRI"  MAKA  KENALLAH  DIA  AKAN  TUHAN  NYA"
 APA  KAH  "DIRI" ITU"

Untuk pengetahuan semua bahawa "DIRI" itu mendatang kemudian setelah roh memasukki jasad, bagaimana ini berlaku?

Apabila Roh berada di dalam Jasad maka perkembangan cahaya Roh itu yang memenuhi dalaman Jasad keseluruhan nya, ini telah menyebabkan ujudnya "Diri" yang  berupa  saperti jasad nya memenuhi ruang dalaman jasad nya..

Maka ujudlah "Diri" sebenar "Diri" dan "DIRI"  ini lah yang harus di kenal. 
(kenal lah diri maka kenal tuhan)

BAGAIMANA  MENGENAL "DIRI" SEBENAR "DIRI"
Ada berbagai cara dan kaedah digunakan untuk mengenal "DIRI" ini, bergantung kepada perguruan dan kaedah guru guru mengajar kepada murid murid nya. Semua perguruan ini betul dan cara apa sekali pun di gunakan, tujuan nya satu ya itu untuk mengenal "DIRI" sebenar "DIRI" .

Untuk mengenal "DIRI" ini ada 3 cara:

  1. Terbuka dengan sendiri nya
  2. Ushakan sendiri untuk membukanya
  3. Dibukan oleh guru. (guru guru yang berpengalaman)

Apakah yang di maksudkan “dibuka”

Di buka maksudnya ialah membukakan jalan jalan pancaran cahaya "DIRI" itu hingga keluar dari jasad dan terpancarlah cahaya "DIRI" itu keluar dari jasad melalui jalan jalan nya dan dengan rasa yang bergetar getar pada jalan keluar nya, rasa ini dapat dirasakan dengan nyata oleh murid murid yang mempelajari ilmu ini.

Ini lah rahsia hidup kita dan "DIRI" ini lah yang menghidupkan jasad selagi ada hayatnya di dunia ini, "DIRI" ini harus di kenal dan dirasai sepenuh nya oleh kita, kerana ia mengandungi banyak rahsia dan serba guna, di dunia dan akhirat, Insyaallah.

Kenal kah "DIRI" tadi kepada Tuhan nya? Sudah tentu kerana dia datang dari sana, dari MAHA pencipta dan MAHA besar.

Banyak lag persoalan yang akan timbul apabila kita dapat mengenal "DIRI" kita yang sebenar benar "DIRI" ini, kita harus belajar dari "DIRI" ini:

Dia mengetahui kerana dia datang dari yang MAHA mengetahui
Dia bijak kerana datang dari yang MAHA bijaksana
Dia lah sebaik baik Guru
Kehidupan sebenar ialah di dalam, dan kehidupan dunia ini mendatang kemudian 

Melalui petunjuk akal/logika
Hujjah An-Nahl: 78
Dalam mengenal Allah kita bisa menggunakan akal kita dengan cara melihat kekuasaanNya serta kebesaranNya/ciptaanNYa. Kita juga bisa melihat diri kita sendiri, dari mana sebenarnya kita diciptakan. Nah, kalo kita dah mengingat n mentadabburi itu semua, niscaya kita akan selalu dekat denganNya n selalu ingat. Kita mengetahui bahwa diri kita tiu hina dina di hadapanNya bahkan lemah n lemah, sehingga dengan cara-cara seperti itu kita akan lebih mudah untuk mendekat kepadaNya. Dan apabila orang itu dah bisa deket denganNya niscaya dia akan bisa memperoleh apa pun yang dikehendaki sesuai dengan do’anya kepada Allah.
Ciri2 orang yang berakal sehat
a. Selalu memikirkan ciptaanNya
b. Selalu berdzikir
c. Banyak berdo’a (surat Al-Imron: 190-194)
2. Melalui Agama
a. Melalui Al-Quran dan Hadits
b. Melalui kesempurnaan sifatNya (surat 40 ayat 1-2)

Kesimpulan nya kenali lah "DIRI" kita ini yang dia lah sebenar benar "DIRI" dan kemukakan lah dia dalam segala urusan kita di dunia ini sementara menunggu hari yang kekal abadi, kerana dia kekal kerana di kekalkan.

Ilmu Mengenal "DIRI" ialah satu ilmu pengetahuan yang harus di ketahui oleh semua orang kerana tiap tiap maanusia membawanya di dalam jasad kasar mereka, harus kah penghidup jasad kita ini kita biarkan begitu saja tanpa mengenali dan merasakan nya, hanya semasa maut hampir datang menjemput baru kita sedar yang dia akan meninggalkan kita?????



Senin, 25 April 2011

Falsafah Lagu Gundul-gundul Pacul

Falsafah Lagu Gundul-gundul Pacul : semua tahu lagu "gundul-gundul Pacul

"Gundul gundul pacul-cul, gembelengan​

Nyunggi nyunggi wakul-kul, gembelengan

Wakul ngglimpang segane dadi sak latar...

Tembang Jawa ini konon diciptakan tahun 1400-an oleh Sunan Kalijaga dan teman-temannya yang masih remaja dan mempunyai arti filosofis yg dalam dan sangat mulia.

Gundul adalah kepala plonthos tanpa rambut. Kepala adalah lambang kehormatan, kemuliaan seseorang. Rambut adalah mahkota lambang keindahan kepala. jd gundul adl kehormatan tanpa mahkota.

Pacul adalah cangkul yaitu alat petani yang terbuat dari lempeng besi segi empat. jd pacul adl lambang kawula rendah, kebanyakan petani.

Gundul pacul artinya adalah bahwa seorang pemimpin sesungguhnya bukan orang yang diberi mahkota tetapi dia adalah pembawa pacul utk mencangkul, mengupayakan kesejahteraan bagi rakyatnya.

Orang Jawa mengatakan pacul adalah papat kang ucul (4 yg lepas).

Kemuliaan seseorang tergantung 4 hal, yaitu bgmn menggunakan mata, hidung, telinga n mulutnya.

1.Mata digunakan untuk melihat kesulitan rakyat.

2.Telinga digunakan untuk mendengar nasehat.

3. Hidung digunakan untuk mencium wewangian kebaikan.

4. Mulut digunakan untuk berkata adil.

Jika empat hal itu lepas, maka lepaslah kehormatannya.

Gembelengan artinya besar kepala, sombong dan bermain-main dalam menggunakan kehormatannya.

‎​GUNDUL2 PACUL CUL artinya jk orang yg kepalanya sdh kehilangan 4 indera itu mengakibatkan
GEMBELENGAN (= congkak/sombong).

NYUNGGI2 WAKUL KUL (menjunjung amanah rakyat) dengan GEMBELENGAN (= sombong hati), akhirnya

WAKUL NGGLIMPANG (amanah jatuh gak bisa dipertahankan)

SEGANE DADI SAK LATAR (berantakan sia2, gak bermanfaat bagi kesejahteraan rakyat

Memang Sunan sekaliber Kalijaga, Jayanaya, apalagi utusan-utusan Tuhan, punya kelebihan untuk menggambarkan 'kondisi' dunia di masa yad, yang acap kali perlu 'kajian' untuk menerkanya


AMANAT NYUNGGI WAKUL

Wakil rakyat adalah bagian terpilih dari sekumpulan rakyat sebagai penyambung lidah, penyampai aspirasi dan kepentingan rakyat secara keseluruhan. Demikian halnya para pemimpin rakyat, baik yang duduk di struktural birokrasi maupun sosial kemasyakatan adalah manusia terpilih untuk memikirkan nasib warganya. Mereka semuanya adalah pengemban amanat rakyat.

Mereka, wakil dan pemimpin rakyat adalah anak kandung rakyat. Mereka lahir dari rakyat yang memberikan mandat kekuasaan bagi kesejahteraan bersama. Rakyat dan pemimpin adalah kesatuan yang harus manunggal, tidak boleh terpisahkan satu sama lain. Rakyat adalah pemimpin yang sejati, sedangkan wakil dan pemimpin rakyat hanyalah pemegang titipan kepemimpinan sejati tersebut.

Pemimpin bagaikan bocah gundul yang tiada akan berarti tanpa adanya rakyat yang mendukungnya. Kepada si gundul pacul itulah rakyat menyerahkan wakul kehidupannya. Wakul adalah wadah nasi yang kita santap sehari-hari, simbol kesejahteraan rakyat. Nenek moyang kita memberikan petuah luhur lewat lelagon anak-anak berjudul gundul-gundul pacul.

Gundul-gundul pacul…cul gembelengan;

Nyunggi-nyunggi wakul…kul gembelengan;

Wakul ngglimpang segone dadi sak latar;

Wakul ngglimpang segone dadi sak latar.

Gundul artinya kepala. Gundul pacul adalah gambaran bocah kecil yang belum remaja. Jaman dahulu di kampung-kampung, anak usia bocah memang biasa bercukur gundul papak dengan sisa kuncung di bagian tengah bagaikan dicukur dengan cangkul. Pola tingkah laku bocah gundul memang serba gembelengan, serba kemlinthi, serba grusa-grusu, bertindak sembrono tanpa perhitungan. Namanya juga masih anak-anak, wajarlah.

Demikian halnya para wakil rakyat dan pemimpin, mereka hanyalah ibarat bocah gundul yang gembelengan, merasa mampu untuk nyunggi wakul, memakmurkan rakyat. Padahal sesungguhnya mereka tidak akan pernah dapat menjalankan kekuasaan tanpa dukungan rakyat. Rakyatlah yang mempercayakan bakul kesejahteraannya kepada mereka. Maka apa jadinya jika mereka gembelengan memangku amanat rakyat?

Nyunggi merupakan kata kerja yang menunjukkan membawa suatu benda di atas kepala. Demikian tinggi perlambang pengembanan suatu amanat yang memang harus diletakkan tinggi-tinggi melebihi kepala, bagian tubuh yang paling tinggi. Amanat merupakan tugas kesucian yang harus dijunjung tinggi. Rakyat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi mengamanatkan kekuasaannya kepada para wakil dan pemimpinnya. Maka menjadi kewajiban mereka untuk nyunggi, menjunjung tinggi amanat untuk dilaksanakan secara bersungguh-sungguh dan penuh rasa tanggung jawab.

Pemimpin yang mengkhianati amanat rakyat, ceroboh dan teledor dalam nyunggi wakul simbol kesejahteraan itu, hanya akan menyebabkan wakul ngglimpang segone dadi sak latar. Kepemimpinan yang tidak bertanggung jawab, tidak amanah dalam menjalankan amanat rakyat hanyalah akan menimbulkan malapetaka. Segala potensi dan sumber daya yang semestinya dapat didayagunakan untuk mensejahterakan rakyat hanya akan berceceran kemana-mana dan menyebabkan kemubadziran bahkan kerusakan. Kemakmuran dan kesejahteraan yang diidam-idamkan bukannya tercapai, malahan rusaklah segala tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

Dapatkah para wakil rakyat dan pimpinan kita saat ini dapat kembali menyelami nasehat luhur dari para pendahulu tersebut? Sebagai rakyat yang memiliki wakul kesejahteraan, marilah kita cermat dan teliti dalam memilih si bocah gembelengan yang akan nyunggi bakul kita. Kembali dengarlah suara hati dan mohonkanlah petunjuk kepada Ilahi. Dan presiden adalah termasuk bocah gundul yang harus rakyat pilih.

Adapun bagi para wakil rakyat yang terpilih dan para pemimpin yang memegang amanat nyunggi bakulnya rakyat, ingatlah selalu akan amanat yang akan senantiasa diminta pertanggungjawabannya sejak di kehidupan dunia dan akhirat. Di tangan andalah bakul kesejahteraan rakyat itu akan tetap kokoh menampung benih kebaikan dan kemakmuran, ataukah bakul itu akan tumpah menyengsarakan kehidupan rakyat. Bercerminlah selalu ke dasar lubuk jiwa yang terdalam
Mengenal Rekayasa Setan


Rekayasa dan pengkhianatan setan terhadap anak cucu Adam a.s. saat melakukan ibadah, terdapat tujuh cara:

Setan melarang taat kepada Allah. Apabila hamba Allah terpelihara, syetan memerintahkan agar hamba itu diperangi.

Apabila hamba itu diselamatkan Allah dari serangan setan, hamba itu digoda kemudian agar tergesa-gesa.

Jika Allah menyelamatkannya, hingga amalnya sempurna, setan menggoda agar memperlihatkan kesempurnaan amalnya.

Apabila Allah menjaganya dari godaan itu, setan masuk melalui takjub terhadap diri sendiri.

Apabila hamba melihat adanya anugerah Allah, setan menggoda agar hamba itu berijtihad dalam wilayah sirrullah (rahasia Allah). Setan membisikkan kepada hamba, “Sebenarnya Allah ingin menampakkan diri-Nya kepadamu!” Ucapan ini, dengan harapan agar si hamba terjerumus riya’. Tetapi, apabila sang hamba menyerahkan diri semuanya hanya pada Ilmu Allah, maka ia selamat.

Jika hamba melemah, tidak mengikuti aturan Allah, setan berbisik kembali, “Anda tidak butuh lagi terhadap amal tersebut. Karena jika Anda ditakdirkan bahagia, pasti meninggalkan amal itu tidaklah membahayakan Anda. Namun jika Anda ditakdirkan celaka, tentu, amal itu sama sekali tidak memberi manfaat kepada diri Anda!”

Apabila Allah masih menyelamatkan hamba-Nya ini, maka sang hamba berkata pada setan itu, “Aku ini hanya hamba. Dan bagi seorang hamba harus melaksanakan perintah tuannya. Sedang tuannya berbuat sekehendaknya dan menghukum sekehendaknya pula.” Maka, hamba ini selamat dari setan, atas pertolongan Allah. Jika tidak, maka hancurlah hamba tadi.

(Dikutip dari kitab Raudlatut Thalibin wa ‘Umdatus Salikin karya Imam Ghazali)
Arti Agama

Ad-din, diertikan dalam bahasa kita agama, atau igama, Ad-din itu sendiri menurut ertinya yang asli ialah menyembah, menundukkan diri, atau memuja. Tetapi agama itu telah umum dalam bahasa kita. Agama itu sendiri menurut bahasa terambil juga dari bahasa Arab, iaitu iqamah ertinya pendirian. Menurut kata setengah pula, diambil dari bahasa Sansekerta, yang ertinya A = tidak, gama = benda.

Agama ialah buah atau hasil kepercayaan dalam hati, iaitu ibadat yang terbit lantaran telah ada iktiqad lebih dahulu, menurut dan patuh kerana iman. Tidaklah timbul ibadat kalau tidak ada rashdiq dan tidak terbit patuh (khudu’) kalau tidak dari taat yang terbit lantaran telah ada tashdiqq (membenarkan), atau iman. Sebab itulah kita katakan bahawa agama itu hasil, buah atau hujung dari iktikad, tashdiq dan iman. Bertambah kuat iman, bertambah teguh agama, bertambah tinggi keyakinan, ibadat bertambah bersih. Kalau agama seseorang tidak kuat, tidak sungguh dia mengerjakan, tandanya imannya, iktikadnya dan keyakinannya belum kuat pula. Kalau seseorang mengerjakan agama kerana pusaka, turunan atau lantaran segan kepada guru, bila tempat segan, takut dan guru itu tidak ada lagi, hilanglah agamanya itu dari dirinya.

Menurut Taghib Al Ashfahani dalam kitabnya “Gharibul Quran”:

“Agama itu diuntukkan bagi taat dan pahala, dipakai juga untuk menamai syariat, dan dipakaikan pula untuk metundukan dan kepatuhan menurutkan perintah syariat”.

1. Hubungan Agama Dengan Iman.

Sebagian filosof Islam berkata:

“Iman itu meskipun bermacam-macam rupanya, namun pertaliannya dengan agama kuat sekali, bahkan tidaklah ada agama kalau tidak ada iman, padahal iman boleh ada meskipun agama tidak ada. Ibarat segala barang yang ada ini, meskipun rupaya berbeza-beza dan bentuknya tidak sama, wujudnya hanya satu. Maka agama dengan iman itu demikian juga, jauharnya satu, meskipun berbeza-beza bentuk dan rupanya”.

Kalau kita perhatikan hadis Nabi tentang pertanyaan Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw, tentang erti Islam, iman dan ihsan, bagaimana Nabi berkata setelah Jibril ghaib dari mata sahabat-sahabatnya:

“Itulah malaikat Jibril yang datang kepada kamu hendak mengajarkan agama kamu”.

Nyatalah bahawa jauharnya satu juga, meskipun berbeza-beza bentuk agama iman dan ihsan itu.

2. Iman Pada Adanya Tuhan.

Kehidupan ini membuktikan bahawa Tuhan Allah ada.

Dengan perantaraan alat yang bernama mikroskop, teleskop dan lain alat pembesaran, orang dapat melihat tubuh yang halus, yang dibesarkan beribu-ribu kali. Mereka dapat meyakinkan bahawa pada tubuh yang kasar dan hidup ini ada benda yang sangat halus, sel namanya. Orang Arab menamainya jauhar, yang sangat kecil, lunak, tidak mempunyai warna, bentuknya serupa telur. Barang itu telah lama sekali diperhatikan, diselidiki dengan sangat hati-hati. Alat pembesaran itu dibuat lebih sempurna dan lebih membesarkan, kenyataan bahawa sel itu tidak mempunyai anggota, tidak mempunyai alat, rupanya dan bentuknya sama saja, walau yang lekat pada manusia dan binatang, atau yang lekat pada tumbuh-tumbuhan.

Sejak dari yang ada pada hujung daun, sampai kepada yang ada dalam otak manusia. Orang telah melihat bahawa barang halus itu sentiasa bergerak, tidak berhenti walau sesat. Dijalarinya juga zat-zat yang tidak hidup yang ada di kelilingnya, sehingga lama-lama barang yang tidak hidup itu menaruh kehidupan pula, kehidupan ajaib, yang belum dapat diselami rahsianya oleh ilmu pengetahuan. Kemudian terjadilah beberapa tali yang keras, urat-urat atau tulang. Kalau telah berupa tulang, tidak akan jadi daging, atau sebaliknya. Mana yang menjadi daun, tidak dapat lagi menjadi buah, mana yang teruntuk jadi bunga, tidak akan jadi urat dan seterusnya.

Segala sifat yang terjadi itu berbeza-beza bentuknya, jadi daun, buah, daging, tulang, urat dan jadi bunga, padahal asalnya cuma dari zat yang satu, serupa saja pada asalnya, hanya satu, dan tidak pernah salah.

Setelah segala tubuh itu dijadikannya tidaklah dia terpisah daripadanya, tetapi tubuh itu sendiri telah menjadi beberapa bagian, ada yang jadi daging, jadi tulang, jadi daun dan jadi buah. Sehingga kelihatan bahawa zat yang kecil-kecil tadi tersiar di seluruh tubuh, sehingga meskipun diambil bagian yang terkecil dan dibagi sampai 50 kali, namun tubuh halus itu masih ada di sana. Ahli-ahli telah menetapkan bahawa zat halus itu mempunyai kehidupan.

Timbul pertanyaan:

Dari manakah zat halus itu beroleh kehidupan? Menapa dia boleh hidup dengan barang yang di sekelilingnya? Mengapa kemudiannya zat halus itu boleh pula terbagi menjadi beberapa bagian yang sangat banyak? Tiap-tiap bagian yang mendatang kemudian itu kekuatannya sama juga dengan kekuatan zat yang pertama? Mengapa pekerjaannya membuat daun, buah, daging dan tulang itu selalu beres?

Di sini mulai orang menggelengkan kepala, mulai mereka tertumbuk kepada suatu yang kuat iaitu: Kami belum tahu belum dapat diberi kepastian apakah ertinya hidup itu, hanya dipunyai oleh suatu zat saja kerana kadang-kadang kelihatan bahawa hidup itu hanya barang yang datang berdiam dan lekas pergi dari zat, tetapi kadang-kadang tampak bahawa hidup itu sama terjadi dengan zat.

Di sini setelah segala yang halus-halus itu diselidiki mulai timbul pertanyaa, terutama oleh orang yang bukan kepalang pintar, bahawanya kejadian ajaib ini, tentu tidak terjadi kebetulan saja, dan mesti begitu saja. Bagaimana terjadinya dan siapa yang menjadikannya? Apa dari mana datangnya hidup itu? Apakah terjadi dengan sendirinya? Orang yang melihat pameran memperhatikan mesin-mesin baru, berbeza sifat-sifatnya dan berbeza kekuatannya. Satu mesin mengupas padi, menyaring dan menjadikannya beras, dan mesin yang lain lagi menjadikannya tepung. Mesin yang satu lagi boleh menganth tembakau. Yang lain mencetak, menggunting, melipat dan mengatur surat-khabar. Seketika orang tercengang dan berkata dalam hatinya. Alangkah pintarnya manusia yang memiliki kepandaian membuat mesin ini.

Baik! Sekarang kalau dikatakan orang bahawa ada suatu mesin baru, hirup apinya dari gas yang dikorek sendiri oleh mesin itu ke dalam tanah, dan air yang perlu teralir dan badannya dijemputnya sendiri ke dalam sungai, sehingga air itu masak lantarannya dinyalakan api, dan api itu menjadi asap, kemudian dia bergerak sendirinya, dia sendiri pula yang pergi menjemput gandum yang sedang terlonggok di sawah, ada pula perkakas yang akan memotong dari tangkainya lantas berputar pula sendirinya, sehingga gandum itu tertanam dengan kekuatan mesin, terkupas dengan kekuatan mesin, atau kertas itu tercetak dengan kekuatan mesin, tidak dari pendapat manusia dan tidak pula ikut campur tangan manusia. Kalau ada orang menceritakan bahawa ada mesin bernyawa begitu, bagaimanakah kata yang mendengar.

Orang mengatakan tukang kabar itu pendusta, tidak masuk akal dan fikiran! hanya orang-orang yang dipengaruhi dongeng agaknya yang akan tertarikh dengan kabar ganjil itu.

Memang tidak ada mesin seganjil itu, tidak dicampuri akal dan fikiran, tidak dicampuri pendapat manusia dan tangan manusia. Tidak masuk akal satu mesin terjadi sendiri dan menciptakan diri sendiri.

Bagaimana dengan barang atau binatang hidup yang kita namai sel, atom atau elektron bernyawa yang sangat kecil itu? Yang kalau dikumpulkan barang seribu ekor belum sampai besar hujung jarum. Para ahli dan orang-orang pintar menyelidiki dan telah tahu bahawa dia bernyawa dan boleh memindahkan hidup kepada barang yang tak bernyawa di sekelilingnya. Meskipun kecil, kalau ditilik dengan alat, kelihatan sebagai hutan lebat layaknya. Sehingga manusia tercengang melihatnya.

Apakah mengenai soal kecil ini, kita akan memutuskan saja bahawa dia terjadi sendiri, secara tiba-tiba kerana demikian kehendak alam? Sedang mesin yang bekerja sendiri, atau kapal belayar sendiri, mustahil? Kalau alam kuasa mengadakan barang kecil secara tiba-tiba, mengapa tidak kuasa mengadakan barang besar?

Kenapa kepada benda kecil itu kita mengambil misal? Sedang yang besar, yang terbentang di hadapan mata tak jadi perhatian?

Orang memandang basi dan lapuk kalau kita mencari misal dari binatang-binatang yang kasar, dari manusia yang matanya selalu dapat melihat. Mata yang jernih bercahaya, kenapa dapat melihat? Telinga, mengapa dia mendengar? Beribu, beratus-ribu ahli-ahli menciptakan mesin baru. Kalau diselidiki hasil ciptaan itu bukan dari fikiran sendiri, tetapi segala pendapat itu telah begitu mestinya, mereka hanya membuka rahsianya. Suruh bikinlah suatu mata atau telinga! Mereka dapat meniru bentuk, tetapi tak kuasa membuat khasiatnya! Semua akan menjawab” “Tak sanggup!”.

3. Kami Tak Kuasa.

Tidak hairan, kerana manusia hanya dapat mencari rahsia barang yang telah ada, tetapi tersembunyi. Mereka tidak kuasa membuat mata yang pandai melihat dan telingan yang pandai mendengar. Demikian juga tidak kuasa memutuskan bahawa atom dan sel kecil-kecil itu terjadi sendirinya.

Kalau rahsia apa sebab mata boleh melihat telah diketahui, dan diakui manusia tidak boleh meniru kalau rasia apa sebab telinga boleh mendengar dapat diketahui, dan diakui oleh manusia, dan telah yakin bahawa ada yang mengatur menjadikan, iaitu kehendak tabiat, kehendak alam dan lain-lain sebagainya. Apakah sebab tabiat dan alam itu sendiri, langit dan bumi akan ditumbuhkan juga kepada kejadian tiba-tiba? Kenapa kebetulan.

Segala sesuatu terjadi tiba-tiba, dan tiba-tiba itu dijadikan oleh tiba-tiba pula, maka timbul pertanyaan: Mengapa rentetan tiba-tiba itu beraturan? Apakah teratur itu pun suatu tiba-tiba?

Apakah sampai di sana hujungnya lari daripada Tuhan?

“Wahai manusia! Diperbuat Allah beberapa misalm hendaklah kamu dengarkan. Sesungguhnya yang kamu seru selain dari Allah itu, tidaklah kuasa membuat lalat, meskipun mereka berbincang untuk itu. Dan kalau lalat itu sendiri merampas barang sesuatu dari diri mereka, tidaklah dapat mereka merebutnya kembali, lemah yang menuntut dan lemah pula yang dituntut. Tidaklah mereka dapat menaksir Allah dengan sempurna taksiran, sesungguhnya Allah Maha Kuat dan Maha Kuasa”. (Hajj: 73-74).

Kesimpulan:

Segala alam ini ada yang menjadikan, kehidupan itu terjadi dengan tiba-tiba, tetapi ada yang menjadikan. Perkataan itu bukan hanya buatan manusia. Dibikin-bikin oleh ahli-ahli agama, seperti tuduhan sebagian ahli falsafah, tetapi memang sudah begitu jadinya, memang sudah kebetulan dan dijadikan oleh Yang Maha Menjadikan tiba-tiba.

Rabu, 20 April 2011

Cinta.....ooohhhh ciiintaaaaaaa>
@Apakah telapak tanganmu berkeringat, jantungmu berdetak cepat, dan suaramu tercekat saat berada di dekatnya?
* Itu bukan Cinta, itu Suka.
@Apakah kamu tak bisa melepaskan pandangan atau genggaman dari dirinya?
* Itu bukan Cinta, itu Nafsu.
@Apakah kamu menginginkan dia saat dia sedang tidak ada?
* Itu bukan Cinta, itu Kesepian.
@Apakah kamu ada di sana karena itulah yang diinginkannya?
* Itu bukan Cinta, itu Kesetiaan.
@Apakah kamu menerima pengakuan cintanya karena kamu tak ingin menyakitinya?
* Itu bukan Cinta, itu Kasihan.
@Apakah kamu ada di sana karena dia memelukmu atau menggenggam tanganmu?
* Itu bukan Cinta, itu Ketergantungan.
@Apakah kamu ingin memiliknya karena tatapan matanya membuat hatimu berdegup kencang?
* Itu bukan Cinta, itu Tergila-gila.
@Apakah kamu memaafkan kesalahannya karena kamu peduli padanya?
* Itu bukan Cinta, itu Persahabatan.
@Apakah kamu mengatakan padanya setiap hari bahwa dialah satu-satunya orang yang kamu pikirkan?
* Itu bukan Cinta, itu Dusta.
@Apakah kamu ingin memberikan semua benda kesayanganmu untuknya?
* Itu bukan Cinta, itu Sikap dermawan.
@Apakah kamu tertarik pada orang lain, tapi tetap setia mendampinginya tanpa pernah menyesal?
* Barulah itu Cinta.
@Apakah kamu menerima segala kesalahan dan kekurangannya karena itulah bagian dari dirinya?
* Barulah itu Cinta.
@Apakah kamu menangis saat dia sedih meskipun dia kuat?
* Barulah itu Cinta.
@Apakah kamu memaafkannya dan bersedia tetap bersamanya saat dia menyakiti?
* Barulah itu Cinta.
@Apakah kamu tetap setia apapun yang terjadi, baik saat gembira maupun sengsara?
* Barulah itu Cinta.
@Apakah kamu bersedia memberikan hatimu, hidupmu, dan matimu untuknya?
* Ya, itulah Cinta.
@Sekarang, tarik perlahan nafas anda. Dan pejamkan mata anda. Bayangan siapa yg pertama kali muncul?
*Kemungkinan besar dialah orang yg anda Cintai...
Mengapa wanita yang berjilbab bnyk di sukai ?? Jawabannya sederhana, karena mata dan hati tiap lelaki susah diajak kompromi. Bisa dibayangkan bagaimana kaum adam harus mengontrol mata ini, mulai dari keluar pintu rumah hingga kembali masuk rumah lagi..
Dan kamu tau?? Di banyak tempat sekarang ini, kea rah manapun mata memandang selalu membuat mata kaum adam terbelalak. Hanya dua arah yang bisa membuat kmi tenang, yaitu mendongak ke atas langit atau menunduk ke tanah.

Melihat ke depan ada perempuan berlenggok dengan Seutas Tank Top. Menoleh ke kiri, pemandangan “Pinggul terbuka”. Menghindar ke kanan, ada sajian “Baju dan Celana Ketat plus You Can See”. Balik ke belakang dihadang oleh “Dada menantang”. Astaghfirrullah.. kemana lagi mata ini harus memandang??

Kalau berbicara tentang “suka” atau “nafsu” jelas laki22 suka. Tapi sayang,kmi tidak ingin hidup ini dibalut oleh nafsu syaitan dan dosa.Kaum adam ingin melihat wanita yang anggun mempesona, bikin sejuk dimata dengan menutup auratnya. Bukan paras yang membuat mata panas, membuat iman lepas dan dosa zina mata dan hati yang ‘ngeres’.

Andai saja wanita mengerti apa yang dipikirkan seorang laki-laki ketika melihat mereka berpakaian seksi, terbuka, tidak menutup aurat.. Saya yakin, mereka tidak ingin tampil seperti itu lagi.
Istilah seksi, kalau boleh saya definisikan adalah “penuh daya tarik seks”. Para wanita yang tidak menutup aurat, dibilang cantik atau seksi, MAAF jangan berbangga hati dulu. Sebagai seorang manusia yang punya fitrah dihormati dan dihargai, semestinya anda malu. Karena penampilan anda sudah membuat mata lelaki menelanjangi Anda, membayangkan Anda sebagai objek syahwat, berharap anda melakukan lebih seksi, terbuka, lebih dan lebih lagi. Anda tau, kesimpulan apa yang ada di dalam benak lelaki? Kesimpulannya yaitu Anda bisa diajak untuk begini dan begitu, alias ‘gampangan’.

Mau tidak mau, sengaja atau tidak, Anda sudah membuat diri anda tidak dihargai dan dihormati oleh penampilan anda sendiri, yang Anda sajikan pada mata lelaki. Jika sesuatu yang buruk terjadi pada diri Anda, apa itu dengan kata-kata yang nyeleneh, tatapan penuh nafsu para lelaki, pelecehan seksual atau mungkin sampai perkosaan. Siapa yang mestinya disalahkan?? Saya saya semua wanita menjawab ‘lelaki’, bukan??. Betapa tersiksanya menjadi seorang lelaki di zaman sekarang ini.

Ketahuilah wahai para wanita muslimah, Allah SWT berfirman:
Artinya : ‘Hai anak Adam, Sesungguhnya kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan dan pakaian takwa itulah yang paling baik.’ [Qs. al-A'raaf 26]

Pakaian dalam Islam bukanlah hanya sekedar hiasan yang menempel di tubuh, tetapi pakaian yang menutup aurat. Dengannya Islam mewajibkan setiap wanita dan pria menutupi anggota tubuhnya yang menarik perhatian lawan jenisnya.
Masalah berhijab / berjilbab (yaitu berbusana muslimah yang menutupi seluruh bagian tubuh dari kepala hingga telapak kaki, kecuali wajah dan telapak tangan) bagi wanita muslimah bukanlah masalah sepele lagi sederhana sebagaimana yang banyak disangkakan oleh masyarakat awam, melainkan masalah besar dalam agama ini.

Allah SWT berfirman :
Artinya : ‘Hai nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka”. yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, Karena itu mereka tidak diganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.’ [Qs. al-Ahzab : 59].

Allah SWT berfirman :
Artinya: ‘Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka,..’ [Qs. an-Nûr : 31].