Laman

Rabu, 29 Juni 2011

Cara syetan menanggalkan Iman Orang

Ketika seseorang sedang dicabut nyawanya, maka datanglah setan, lalu duduk didekat kepala orang tsb. Seraya berkata '' Tinggalkan Agama ini, katakan bahwa Tuhan itu ada dua, sehingga kamu bebas dari kesakitan'' , dan sat-sat seperti ini adalah saat yang sangat kritis dan membahayakan keimanan seseorang.
Yang paling pedih saat orang menjelang ajalnya adalah rasa haus yang membakar hatinya, pada sat itu setan berkesempatan untuk menghilangkan Iman orang Mukmin, setan datang didekat kepala dengan membawa semangkuk air, kemudian setan menggerakkan mangkuk tersebut di hadapan orang Mukmin tadi. Orang Mukmin tsb berkata : "Berilah aku air''. Ia tidak tahu bahwa yang membawa air itu adalah setan. Kemudian setan berkata:'' Katakan, bahwa tidak ada yang menciptakan alam ini. Setelah itu akan aku berikan air inikepadamu''. Jika orang itu dalam keberuntungan dan kuat imannya maka tidak akan menjawab dan mengucapkan perintah setan itu. Kemudian setan datang lagi datang lagi dari arah kaki -gerakkan mangkuk berisi air dan orang Mukminpun berkata : ''Berilah aku air'', kemudian setan menjawab: ''katakan dulu, bahwa Rasul itu pembohong. Setelah itru aku berikan air ini kepadamu''. Dan barang siapa yang celaka, ia akan menjawab perintah sesat tersebut, karena tidak sabar menahan rasa hausnya, kemudian matilah orang yang tadinya Mukmin itu dalam keadaan kafir.
Sebaliknya orang yang beruntung ia tidak akan mengikuti perintah setan tersebut, karena dia tahu bahwa yang datang adalah setan yang mengajak dirinya kearah kekufuran dan kesesatan diakhir hayatnya itu.
Apabila telah dekat dengan kematian, maka diri seorang hamba dibagi menjadi lima bagian , yaitu : 1). Hartanya untuk Ahli Waris. 2). Ruhnya untuk Malaikan maut. 3). Dagingnya untuk makanan ulat, tulangnya untuk tanah. 4). Kebaikannya untuk Musuhnya. 5). Setan untuk mencopot Imannya. ( Manshur bin Ammar).
Kalau bagian yang ke 1 s/d 4 diatas boleh boleh saja, namun untuk bagian yang ke 5 yaitu ''setan mencopot Imannya'' jangan sampai terjadi, karena hilangnya iman berarti berpisah dari Agama Tauhid sedang pisahnya Ruh dari Jasad tidak berarti ia berpisah dengan Tuhannya. Tidak ada yang tahu apa yang terjadi setelah ia berpisah dengan Ruhnya, kecuali Allah. Maka celakalah jika imannya sampai lepas disaat ruhnya berpisah dari jasadnya.
Serang terbukalah sudah pertanyaan kenapa pada saat menjelang ajal seseorang harus ditemani guna memberikan bimbingan untuk selalu mengingat dan melakukan Shahadat guna melawan ajakan setan yang sengaja merobek iman seorang Mukmin akar keluar dari agama Tauhid.
Semoga Bermanfaat

Selasa, 28 Juni 2011

Keistimewaan air Zamzam

RASULULLAH SAW telah dicuci hatinya oleh malaikat dengan air zam zam bukan bukan dg air yg ada di syurga sebanyak 5 kali.yaitu :
Pertama : Ketika beliau SAW masih menyusu di lingkungan keluarga Halimah Sa’diah.
Kedua : Ketika beliau SAW dalam masa kanak-kanak.
Ketiga : Sesaat ketika beliau SAW akan diangkat menjadi utusan Allah SWT, dan
Keempat : Ketika beliau SAW dipersiapkan untuk mi’raj menuju ke langit.
kelima : pada saat nabi Muhammad akan wafat.
Subhanallah.....Hal ini sekaligus menunjukkan akan keutamaan air Zamzam yang memancar dari sebuah sumur yang terjadi karena lantaran Nabi Isa dan malaikat Jibril AS. Sumur itu tidak akan kering hingga kiamat tiba.
Air Zamzam memiliki sejumlah keistimewaan yang tidak ada pada air lain di muka bumi ini. Dari manfaat sebagai pengganti makanan hingga penyembuh berbagai macam penyakit. Orang beriman kepada Allah dan hari akhir yakin, bahwa berbagai kelebihan dan keistimewaan pada air Zamzam adalah bukti nyata kekuasaan Allah SWT, bukan air Zamzam lebih hebat dari segala sesuatu, karena Allah lah yang meletakkan berbagai kehebatan dan kelebihan itu, dan bukan karena “ulah” air itu sendiri sehingga dirinya menjadi hebat dan sarat manfaat. Wallahu a’lam bish shawab.

SUDAH TAHUKAH KENAPA ALQUR'AN BRBHSA ARAB?

“Mengapa Al-Quran diturunkan kepada seorang Nabi yang miskin dan buta huruf (ummiy)?

Mengapa tidak diberikan kepada pembesar Mekkah maupun Tha’if saja?”

Pertanyaan seperti ini sering terjadi. Sama hal nya dengan pernyataan, “Mengapa Al-Qur’an berbahasa Arab?”

Banyak dalil yang mengungkap hal ini. Diantaranya;
QS. 12: 2,
QS. 14: 4,
QS. 13: 37,
QS. 16: 103,
QS. 19: 97,
QS. 20: 113,
QS. 26: 193-195,
QS. 26: 198-199,
QS. 39: 28,
QS. 41: 3,
QS. 41: 44,
QS. 43: 3,
QS. 44: 58,
dan QS. 46 : 12.

Boleh dikata, hampir semua ayat tersebut menyatakan, bahwa Al-Qur’an itu diturunkan dalam “bahasa Arab”. Adalah keliru jika karena Allah menurunkan Al-Quran ke dalam bahasa Arab kemudian dikatakan “tidak universal”.

Kenapa Allah memilih bahasa Arab? Bukan bahasa lain? Barangkali itu adalah hak Allah. Meski demikian, pilihan Allah mengapa Al-Quran itu dalam bahasa Arab bisa dijelaskan secara ilmiah.

Pertama, sampai hari ini, bahasa yang berasal dari rumpun Semit yang masih bertahan sempurna adalah bahasa Arab. Bahkan Bible (Old Testament) yang diklaim bahasa aslinya bahasa Ibrani (Hebrew) telah musnah, sehingga tidak ada naskah asli dari Perjanjian Lama.

Meskipun begitu, menurut Isrâ’il Wilfinson, dalam bukunya Târîk al-Lughât al-Sâmiyyah (History of Semitic Language), seperti yang dikutip Prof. Al-A‘zamî, ternyata bahasa asli PL itu tidak disebut Ibrani.

Bahasa pra-pengasingan (pre-exilic language) yang digunakan oleh Yahudi adalah dialek Kanaan dan tidak dikenal sebagai Ibrani. Orang-orang Funisia (atau lebih tepatnya, orang-orang Kanaan) menemukan alfabet yang benar pertama kali ± 1500 S.M, berdasarkan huruf-huruf ketimbang gambar-gambar deskriptif.

Semua alfabet yang berturut-turut seterusnya adalah utang budi pada, dan berasal dari, pencapaian Kanaan ini. (Prof. Dr. M.M. Al-A‘zamî, The History of The Qur’ânic Text from Revelation to Compilation (edisi Indonesia), terjemah: Sohirin Solihin, dkk., GIP, 2005, hlm. 259).

New Testament (Gospel, Injil) yang diklaim bahasa aslinya adalah bahasa “Yunani” juga sudah hilang, sehingga tidak ada naskah asli dari Injil. Bahkan, ini bertentangan dengan bahasa Yesus, yang sama sekali tidak paham bahasa Yunani. Bukankah ini ‘mencederai’ saktralitas Injil yang diklaim sebagai ‘firman Tuhan’?

Kedua, bahasa Arab dikenal memiliki banyak kelebihan: (1) Sejak zaman dahulu kala hingga sekarang bahasa Arab itu merupakan bahasa yang hidup, (2) Bahasa Arab adalah bahasa yang lengkap dan luas untuk menjelaskan tentang ketuhanan dan keakhiratan, (3) Bentuk-bentuk kata dalam bahasa Arab mempunyai tasrif (konjungsi), yang amat luas hingga dapat mencapai 3000 bentuk perubahan, yang demikian itu tak terdapat dalam bahasa lain. (Lihat, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Depag, edisi revisi, Juli 1989, hlm. 375 (foot-note).

Ketiga, Allah menurunkan Al-Qur’an kepada Rasulullah SAW. dalam bahasa Arab yang nyata (bilisanin ‘Arabiyyin mubinin), agar menjadi: mukjizat yang kekal dan menjadi hidayah (sumber petunjuk) bagi seluruh manusia di setiap waktu (zaman) dan tempat (makan); untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya: dari kegelapan “syirik” kepada cahaya “tauhid”, dari kegelapan “kebodohan” kepada cahaya “pengetahuan”, dan dari kegelapan “kesesatan” kepada cahaya “hidayah”.

Tiga poin itu berjalan terus atas izin Allah sampai dunia ini hancur, yakni Risalah (Islam), Rasul (Muhammad SAW) dan Kitab (Al-Qur’an)). (Lihat, Prof. Dr. Thaha Musthafa Abu Karisyah, Dawr al-Azhar wa Jami‘atihi fi Khidmat al-Lughah al-‘Arabiyyah wa al-Turats al-Islamiy, dalam buku Nadwat al-Lughah al-‘Arabiyyah, bayna al-Waqi‘ wa al-Ma’mul, 2001, hlm. 42).

Karena Islam itu satu risalah (misi) yang “universal” dan “kekal”, maka mukjizatnya harus retoris (bayaniyyah), linguistik (lisaniyyah) yang kekal. Dan Allah telah berjanji untuk memelihara Al-Qur’an, seperti yang Ia jelaskan, “Sesungguhnya Kami yang menurunkan al-Dzikra (Al-Qur’an) dan Kami pula yang memeliharanya.”
(Qs. 15: 9).

Keempat, menurut Syeikhu’l-Islam, Ibnu Taimiyah, “Taurat diturunkan dalam bahasa Ibrani saja. Dan Musa ‘alayhissalam tidak berbicara kecuali dengan bahasa itu. Begitu juga halnya dengan al-Masih: tidak berbicara tentang Taurat dan Injil serta perkara lain kecuali dengan bahasa Ibrani. Begitu juga dengan seluruh kitab. Ia tidak diturunkan kecuali dengan “satu bahasa” (bilisanin wahidin): dengan bahasa yang dengannya diturunkan kitab-kitab tersebut dan bahasa kaumnya yang diseru oleh para rasul.

Seluruh para Nabi, menyeru manusia lewat bahasa kaumnya yang mereka ketahui. Setelah itu, kitab-kitab dan perkataan para Nabi itu disampaikan: apakah diterjemahkan untuk mereka yang tidak tahu bahasa kitab tersebut, atau orang-orang belajar bahasa kitab tersebut sehingga mereka mengerti makna-maknanya. Atau, seorang utusan menjelaskan makna-makna apa yang dengannya ia diutus oleh Rasul dengan bahasanya...” (Lihat, Ibnu Taimiyah, al-Jawb al-Shahih liman Baddala Dina’l-Masih (Jawaban Yang Benar, Bagi Perubah Agama Kristus), (Cairo: Dar Ibnu al-Haytsam, 2003, jilid 1 (2 jilid), hlm. 188-189).

Sebagaimana Taurat dan Injil, Al-Quran diturunkan dalam satu bahasa, bahasa kaumnya. Bedanya, kenabian yang ada sebelum Islam, hanya diperuntukkan pada kaum tertentu atau zaman tertentu (lokalitas) saja. Nuh misalnya, hanya diutus kepada kaumnya (QS. 7: 59); Hud kepada kaumnya (QS. 7: 65); Shaleh kepada kaumnya (QS. 7: 73); Luth kepada kaumnya (QS. 7: 80); Syu‘aib kepada kaumnya (QS. 7: 85); dan Musa kepada Fir‘aun dan para punggawanya (QS. 7: 103).

Dakwah Nabi SAW di “Ummu’l-Qura”, sebagaimana arti yang sudah dijelaskan panjang lebar, bukan hanya dalam pengertian Mekkah semata. Juga bukan hanya untuk orang Quraisy, tidak pula untuk Jazirah Arabia saja, tapi untuk seluruh alam.
(Baca QS. 25: 1, 34: 28, 7: 158, dan 9: 33).

Jika kalangan Nasrani menganggap Al-Quran tidak universal, maka, seharusnya yang lebih tidak universal justru Bible.

Meski bahasa Arab adalah bahasa yang rumit, namun bukanlah hal susah bagi umat Islam menghapalkannya. Ini berbeda dengan kitab suci lain, sebagaimana Bible misalnya. Keuniversalan Al-Quran lainnya, dibuktikan dengan bagaimana Allah menjaganya melalui orang-orang alim dan yang memiliki kelebihan dalam menghapalkannya (tahfiz). Meski terdiri dari ribuan ayat, dalam sejarah, selalu saja banyak orang mampu menghapalkannya secara cermat dan tepat. Hatta, ia orang buta atau anak kecil sekalipun. Al-Quran, mudah dihapal atau dilantunkan dengan gaya apapun. Diakui atau tidak, ini berbeda dengan Bible atau Injil.

Karena itu, setiap usaha apapun untuk menambah atau mengurangi Al-Quran baik yang dilakukan kalangan orientalis atau orang kafir dalam sepanjang sejarah selalu saja ketahuan. Jangan heran bila banyak umat Islam tiba-tiba ribut gara-gara ada Al-Quran palsu atau sengaja dipalsukan sebagaimana terjadi dalam kasus “The True Furqon.” Barangkali itulah cara Allah menjaganya.

Dan hebatnya, para penghapal Al-Quran, setiap saat selalu saja lahir dan bisa ditemukan di seluruh dunia. Untuk yang seperti ini, di Indonesia, bahkan sudah mulai banyak dijadikan sebagai pesantren-pesantran formal.

Sebaliknya, bagi kita, belum pernah terdengar ada orang Kristen atau Yahudi yang hapal keseluruhan kitab suci mereka. Bahkan termasuk pendeta atau pastur sekalipun. Mengapa bisa demikian? Saya kira Anda lebih tahu jawabannya. Wallahu a‘lamu bi al-shawab. []


(Qosim Nursheha Dzulhadi, adalah mahasiswa Jurusan Tafsir-Hadits di Universitas Al-Azhar, peminat Qur’anic Studies and Christology)

Apa itu ilmu IKHLAS dan terletak dimana?

Semoga Allah mengaruniakan kepada kita hati yang ikhlas. karena betapapun kita melakukan sesuatu hingga bersimbah peluh berkuah keringat, habis tenaga dan terkuras pikiran, kalau tidak ikhlas melakukannya, tidak akan ada nilainya di hadapan Allah. Bertempur melawan musuh, tapi kalau hanya ingin disebut sebagai pahlawan, ia tidak memiliki nilai apapun. Menafkahkan seluruh harta kalau hanya ingin disebut sebagai dermawan, ia pun tidak akan memiliki nilai apapun.

Mengumandangkan adzan setiap waktu shalat, tapi selama adzan bukan Allah yang dituju, hanya sekedar ingin memamerkan keindahan suara supaya menjadi juara adzan atau menggetarkan hati seseorang, maka itu hanya teriakan-teriakan yang tidak bernilai di hadapan Allah, tidak bernilai!

Ikhlas, terletak pada niat hati. Luar biasa sekali pentingnya niat ini, karena niat adalah pengikat amal. Orang-orang yang tidak pernah memperhatikan niat yang ada di dalam hatinya, siap-siaplah untuk membuang waktu, tenaga, dan harta dengan tiada arti. Keikhlasan seseorang benar-benar menjadi amat penting dan akan membuat hidup ini sangat mudah, indah, dan jauh lebih bermakna.

Apakah ikhlas itu?

Orang yang ikhlas adalah orang yang tidak menyertakan kepentingan pribadi atau imbalan duniawi dari apa yang dapat ia lakukan. Konsentrasi orang yang ikhlas cuma satu, yaitu bagaimana agar apa yang dilakukannya diterima oleh Allah SWT. Jadi ketika sedang memasukan uang ke dalam kotak infaq, maka fokus pikiran kita tidak ke kiri dan ke kanan, tapi pikiran kita terfokus bagaimana agar uang yang dinafkahkan itu diterima di sisi Allah.

Apapun yang dilakukan kalau konsentrasi kita hanya kepada Allah, itulah ikhlas. Seperti yang dikatakan Imam Ali bahwa orang yang ikhlas adalah orang yang memusatkan pikirannya agar setiap amalnya diterima oleh Allah. Seorang pembicara yang tulus tidak perlu merekayasa kata-kata agar penuh pesona, tapi ia akan mengupayakan setiap kata yang diucapkan benar-benar menjadi kata yang disukai oleh Allah. Bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya. Bisa dipertanggungjawabkan artinya. Selebihnya terserah Allah. Kalau ikhlas walaupun sederhana kata-kata kita, Allah-lah yang kuasa menghujamkannya kepada setiap qalbu.

Oleh karena itu, jangan terjebak oleh rekayasa-rekayasa. Allah sama sekali tidak membutuhkan rekayasa apapun dari manusia. Allah Mahatahu segala lintasan hati, Mahatahu segalanya! Makin bening, makin bersih, semuanya semata-mata karena Allah, maka kekuatan Allah yang akan menolong segalanya.

Buah apa yang didapat dari seorang hamba yang ikhlas itu? Seorang hamba yang ikhlas akan merasakan ketentraman jiwa, ketenangan batin. Betapa tidak? Karena ia tidak diperbudak oleh penantian untuk mendapatkan pujian, penghargaan, dan imbalan. Kita tahu bahwa penantian adalah suatu hal yang tidak menyenangkan. Begitu pula menunggu diberi pujian, juga menjadi sesuatu yang tidak nyaman. Lebih getir lagi kalau yang kita lakukan ternyata tidak dipuji, pasti kita akan kecewa.

Tapi bagi seorang hamba yang ikhlas, ia tidak akan pernah mengharapkan apapun dari siapapun, karena kenikmatan baginya bukan dari mendapatkan, tapi dari apa yang bisa dipersembahkan. Jadi kalau saudara mengepel lantai dan di dalam hati mengharap pujian, tidak usah heran jikalau nanti yang datang justru malah cibiran.

Tidak usah heran pula kalau kita tidak ikhlas akan banyak kecewa dalam hidup ini. Orang yang tidak ikhlas akan banyak tersinggung dan terkecewakan karena ia memang terlalu banyak berharap. Karenanya biasakanlah kalau sudah berbuat sesuatu, kita lupakan perbuatan itu. Kita titipkan saja di sisi Allah yang pasti aman. Jangan pula disebut-sebut, diingat-ingat, nanti malah berkurang pahalanya.

Lalu, dimanakah letak kekuatan hamba-hamba Allah yang ikhlas?

Seorang hamba yang ikhlas akan memiliki kekuatan ruhiyah yang besar. Ia seakan-akan menjadi pancaran energi yang melimpah. Keikhlasan seorang hamba Allah dapat dilihat pula dari raut muka, tutur kata, serta gerak-gerik perilakunya. Kita akan merasa aman bergaul dengan orang yang ikhlas. Kita tidak curiga akan ditipu, kita tidak curiga akan dikecoh olehnya. Dia benar-benar bening dari berbuat rekayasa. Setiap tumpahan kata-kata dan perilakunya tidak ada yang tersembunyi. Semua itu ia lakukan tanpa mengharap apapun dari orang yang dihadapinya, yang ia harapkan hanyalah memberikan yang terbaik untuk siapapun.

Sungguh akan nikmat bila bergaul dengan seorang hamba yang ikhlas. Setiap kata-katanya tidak akan bagai pisau yang akan mengiris hati. Perilakunya pun tidak akan menyudutkan dan menyempitkan diri. Tidak usah heran jikalau orang ikhlas itu punya daya gugah dan daya ubah yang begitu dahsyat.

Dikisahkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Turmudzi dan Ahmad, sebagai berikut :

Tatkala Allah SWT menciptakan bumi, maka bumi pun bergetar. Lalu Allah pun menciptakan gunung dengan kekuatan yang telah diberikan kepadanya, ternyata bumi pun terdiam. Para malaikat terheran-heran akan penciptaan gunung tersebut. Kemudian mereka bertanya? “Ya Rabbi, adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada gunung?”

Allah menjawab, “Ada, yaitu besi” (Kita mafhum bahwa gunung batu pun bisa menjadi rata ketika dibor dan diluluhlantakkan oleh buldozer atau sejenisnya yang terbuat dari besi).

Para malaikat pun kembali bertanya, “Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada besi?”

Allah yang Mahasuci menjawab, “Ada, yaitu api” (Besi, bahkan baja bisa menjadi cair, lumer, dan mendidih setelah dibakar bara api).

Bertanya kembali para malaikat, “Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari pada api?”

Allah yang Mahaagung menjawab, “Ada, yaitu air” (Api membara sedahsyat apapun, niscaya akan padam jika disiram oleh air).

“Ya Rabbi adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih kuat dari air?” Kembali bertanya para malaikat.

Allah yang Mahatinggi dan Mahasempurna menjawab, “Ada, yaitu angin” (Air di samudera luas akan serta merta terangkat, bergulung-gulung, dan menjelma menjadi gelombang raksasa yang dahsyat, tersimbah dan menghempas karang, atau mengombang-ambingkan kapal dan perahu yang tengah berlayar, tiada lain karena dahsyatnya kekuatan angin. Angin ternyata memiliki kekuatan yang teramat dahsyat).

Akhirnya para malaikat pun bertanya lagi, “Ya Allah adakah sesuatu dalam penciptaan-Mu yang lebih dari semua itu?”

Allah yang Mahagagah dan Mahadahsyat kehebatan-Nya menjawab, “Ada, yaitu amal anak Adam yang mengeluarkan sedekah dengan tangan kanannya sementara tangan kirinya tidak mengetahuinya.”

Artinya, orang yang paling hebat, paling kuat, dan paling dahsyat adalah orang yang bersedekah tetapi tetap mampu menguasai dirinya, sehingga sedekah yang dilakukannya bersih, tulus, dan ikhlas tanpa ada unsur pamer ataupun keinginan untuk diketahui orang lain.

Inilah gambaran yang Allah berikan kepada kita bagaimana seorang hamba yang ternyata mempunyai kekuatan dahsyat adalah hamba yang bersedekah, tetapi tetap dalam kondisi ikhlas. Karena naluri dasar kita sebenarnya selalu rindu akan pujian, penghormatan, penghargaan, ucapan terima kasih, dan sebagainya. Kita pun selalu tergelitik untuk memamerkan segala apa yang ada pada diri kita ataupun segala apa yang bisa kita lakukan. Apalagi kalau yang ada pada diri kita atau yang tengah kita lakukan itu berupa kebaikan.

Senin, 27 Juni 2011

Lelaki Melawan Iblis

Suami isteri itu hidup tenteram mula-mula. Meskipun melarat, mereka taat kepada perintah Tuhan. Segala yang dilarang Allah dihindari, dan ibadah mereka tekun sekali. Si Suami adalah seorang yang alim yang taqwa dan tawakkal. Tetapi sudah beberapa lama istrinya mengeluh terhadap kemiskinan yang tiada habis-habisnya itu. Ia memaksa suaminya agar mencari jalan keluar. Ia membayangkan alangkah senangnya hidup jika segala-galanya serba cukup.

Pada suatu hari, lelaki yang alim itu berangkat ke ibu kota, mau mencari pekerjaan. Di tengah perjalanan ia melihat sebatang pohon besar yang tengah dikerumuni orang. Is mendekat. Ternyata orang-orang itu sedang memuja-muja pohon yang konon keramat dan sakti itu. Banyak juga kaum wanita dan pedagang-pedagang yang meminta-minta agar suami mereka setia atau dagangnya laris.

"Ini syirik," pikir lelaki yang alim tadi. "Ini harus diberantas habis. Masyarakat tidak boleh dibiarkan menyembah serta meminta selain Allah." Maka pulanglah dia terburu-buru. Istrinya heran, mengapa secepat itu suaminya kembali. Lebih heran lagi waktu dilihatnya si suami mengambil sebilah kapak yang diasahnya tajam. Lantas lelaki alim tadi bergegas keluar. Istrinya bertanya tetapi ia tidak menjawab. Segera dinaiki keledainya dan dipacu cepat-cepat ke pohon itu. Sebelum sampai di tempat pohon itu berdiri, tiba-tiba melompat sesosok tubuh tinggi besar dan hitam. Dia adalah iblis yang menyerupai sebagai manusia.

"Hai, mau ke mana kamu?" tanya si iblis.

Orang alim tersebut menjawab, "Saya mau menuju ke pohon yang disembah-sembah orang bagaikan menyembah Allah. Saya sudah berjanji kepada Allah akan menebang roboh pohon syirik itu."

"Kamu tidak ada apa-apa hubungan dengan pohon itu. Yang penting kamu tidak ikut-ikutan syirik seperti mereka. Sudah pulang saja."

"Tidak boleh, kemungkaran mesti diberantas," jawab si alim bersikap tegas.

"Berhenti, jangan teruskan!" bentak iblis marah.

"Akan saya teruskan!"

Karena masing-masing tegas pada pendirian, akhirnya terjadilah perkelahian antara orang alim tadi dengan iblis. Kalau melihat perbedaan badannya, seharusnya orang alim itu dengan mudah boleh dibinasakan. Namun ternyata iblis menyerah kalah, meminta-minta ampun. Kemudian dengan berdiri menahan sakit dia berkata, "Tuan, maafkanlah kekasaran saya. Saya tak akan berani lagi mengganggu tuan. Sekarang pulanglah. Saya berjanji, setiap pagi, apabila Tuan selesai menunaikan sembahyang Subuh, di bawah tikar sembahyang Tuan saya sediakan uang emas empat dinar. Pulang saja berburu, jangan teruskan niat Tuan itu dulu,"

Mendengar janji iblis dengan uang emas empat dinar itu, lunturlah kekerasan tekad si alim tadi. Ia teringatkan istrinya yang hidup berkecukupan. Ia teringat akan saban hari rungutan istrinya. Setiap pagi empat dinar, dalam sebulan saja dia sudah boleh menjadi orang kaya. Mengingatkan desakan-desakan istrinya itu maka pulanglah dia. Patah niatnya semula hendak memberantas kemungkaran.

Demikianlah, semenjak pagi itu istrinya tidak pernah marah lagi.

Hari pertama, ketika si alim selesai sembahyang, dibukanya tikar sembahyangnya. Betul di situ tergolek empat benda berkilat, empat dinar uang emas. Dia meloncat riang, istrinya gembira. Begitu juga hari yang kedua. Empat dinar emas. Ketika pada hari yang ketiga, matahari mulai terbit dan dia membuka tikar sembahyang, masih didapatinya uang itu. Tapi pada hari ke-empat dia mulai kecewa. Di bawah tikar sembahyangnya tidak ada apa-apa lagi kecuali tikar pandan yang rapuh. Istrinya mulai marah karena uang yang kemarin sudah dihabiskan sama sekali.

Si alim dengan lesu menjawab, "Jangan kuatir, esok barangkali kita bakal dapat delapan dinar sekaligus."

Keesokkan harinya, harap-harap cemas suami-isteri itu bangun pagi-pagi. Selesai sembahyang dibuka tikar sajadahnya kosong.

"Kurang ajar. Penipu," teriak si isteri. "Ambil kapak, tebanglah pohon itu."

"Ya, memang dia telah menipuku. Akan aku habiskan pohon itu semuanya hingga ke ranting dan daun-daunnya," sahut si alim itu.

Maka segera ia mengeluarkan keledainya. Sambil membawa kapak yang tajam dia memacu keledainya menuju ke arah pohon yang syirik itu. Di tengah jalan iblis yang berbadan tinggi besar tersebut sudah menghalang. Matanya menyorot tajam, "Mau ke mana kamu?" herdiknya menggegar.

"Mau menebang pohon," jawab si alim dengan gagah berani.

"Berhenti, jangan lanjutkan."

"Bagaimanapun juga tidak boleh, sebelum pohon itu tumbang."

Maka terjadilah kembali perkelahian yang hebat. Tetapi kali ini bukan iblis yang kalah, tapi si alim yang terkulai. Dalam kesakitan, si alim tadi bertanya penuh heran, "Dengan kekuatan apa engkau dapat mengalahkan saya, padahal dulu engkau tidak berdaya sama sekali?"

Iblis itu dengan angkuh menjawab, "Tentu saja engkau dahulu boleh menang, karena waktu itu engkau keluar rumah untuk Allah, demi Allah. Andaikata aku kumpulkan seluruh bala tentaraku menyerangmu sekalipun, aku takkan mampu mengalahkanmu. Sekarang kamu keluar dari rumah hanya karena tidak ada uang di bawah tikar sajadahmu. Maka biarpun kau keluarkan seluruh kebolehan dan kepandaianmu, tidak mungkin kamu mampu menjatuhkan aku. Pulang saja. Kalau tidak, kupatahkan nanti batang lehermu."

Mendengar penjelasan iblis ini si alim tadi termangu-mangu. Ia merasa bersalah, dan niatnya memang sudah tidak ikhlas karena Allah lagi. Dengan terhuyung-huyung ia pulang ke rumahnya. Dibatalkan niat semula untuk menebang pohon itu. Ia sadar bahwa perjuangannya yang sekarang adalah tanpa keikhlasan karena Allah, dan ia sadar perjuangan yang semacam itu tidak akan menghasilkan apa-apa selain dari kesia-siaan yang berkelanjutan. Sebab tujuannya adalah karena harta benda mengatas namakan Allah dan agama. Bukankah berarti ia menyalahgunakan agama untuk kepentingan hawa nafsu semata-mata ?

"Barangsiapa di antaramu melihat sesuatu kemungkaran, hendaklah (berusaha) memperbaikinya dengan tangannya (kekuasaan), bila tidak mungkin hendaklah berusaha memperbaikinya dengan lidahnya (nasihat), bila tidak mungkin pula, hendaklah mengingkari dengan hatinya (tinggalkan). Itulah selemah-lemah iman." (Hadist Riwayat Muslim)

Sabtu, 25 Juni 2011

KITA MASUK GOLONGAN MANA???

1.Tidak ada lidah dan hati, telah terkunci pendengaran, penglihatan dan mata hati...golongan seperti ini tidak pernah mahu memikirkan Kebesaran Ilahi, tidak pernah mensyukuri nikmat serta RahmatNya..

2.Adanya lidah tetapi masih tidak punya hati... golongan yang mencari imbuhan dan ganjaran, hipokrit, munafik dsbnya..mereka bijak berbicara, mengajak manusia lain menuju kpa Allah, tetapi mereka sendiri lari dpd Allah. Mereka membenci kemaksiatan, dlm masa yg sama mereka bergelimang dgn maksiat.

3.Ada hati tetapi tidak mmpunyai lidah..Kebanyakkannya bertaqwa, beriman, mendapat petunjuk dan hidayah dari-Nya, berusaha menjadi sholeh diantara hamba-hambaNya,senntiasa bersyukur dlm semua keadaan,ridha,menyeru pada kebajikan dan kebaikan dan senntiasa taat dan sabar..khusuk dan tawadduk..

4.Ada hati dan ada lidah..mereka kebanyakkannya pencinta keruhanian, mengembara di alam spiritual sendirian maupun perkumpulan..Allah jadikan lidah dan hati mereka menjadi gedung ilmu yang amat bernilai, memiliki ilmu-ilmu ketuhanan..Di atas izinNya dan RahmatNya Allah akan menaburkan rezeki ilmu dan membuka rahasia-rahasia Nya yg tidak semua orang memilikinya. Hati dan lidah mereka senantiasa mengingat Allah dalam semua keadaan..terus merasa dalam kerinduan, dan kecintaan.. SubhanAllah, Alhamdulillah, Laa Ilaha Ilallah, Allahu akhbar
Tidak ada maqam yg lebih dari itu melainkan para keNabian.

Kata Syeikh Abdul Qadir Al –Jailani di dlm sebuah kitabnya Futuuhul Ghaib ( Menyingkap keghaiban ):

“ Telah daku bagikan manusia itu kpd empat golongan. Sekarang terpulanglah kepada kamu membuat pilihan serta memeriksa diri kamu sendiri jika kamu mempunyai fikiran. Dan selamatlah diri kamu jika kamu ingin keselamatan. Mudah-mudahan Allah swt membimbing kita menuju kpd apa yg di kasihiNya dan diridhaiNya dalam dunia dan akhirat kelak “.insya allah...amiin.....

Wallahu’alam.

GURU MURSYID

Guru Mursyid..guru mursyid..guru mursyid..lho.. bila kita menyebutnya, secara otomatis kita akan memikirkan ketinggian keilmuannya dan kekaromahannya,keperibadiannya..mungkin ada lagi apa-apa yang terbaik buat kita menilai akan dirinya sebagai seorang mursyid,berpandukan kepada pedoman,garis panduan dan penerimaan yg sesuai dgn perjalanan menuju Ketuhanan. Sama sekali kita tidak menafikan akan anugerah Ilahi pada sebagian manusia itu mendapat kelebihan dari segi ilmu maupun karomahnya.

Haqiqatnya mereka yang bergelar atau di gelar sebagai sorang guru mursyid itu tetap makhluk yang bernama manusia,manusia seperti kita semua, kesadaran awal tadi (guru mursyid) tapi berlangsung kini berubah kesadaran menjadi manusia..mari kita merenung sejenak,apa yang kita faham, nampak dan rasa itu ( manusia )? jangan merenung dalam kelompok yang kecil, tapi pandanglah nun jauhnya disana (global )...berpandukan ( QS Al Kahfi : 109 - 110 )..dan lagi ( QS Al Nahl : 43 ).

Dalam membicarakan tajuk ini,sadarilah kita ada yang bertemu serta di temukan dan mungkin tidak bertemu langsung, semuanya di atas Kehendak dan Kekuasaan Ilahi..Maha AgungMu Ya Allah sebagai Waliyam Mursyada Maha memberi Pertunjuk dan Hidayah, Engkaulah Ya Allah Yang Mengajar kami.. ( QS Al 'Alaq 1 - 5 ).

Firman Allah swt " dan pasti Kami tunjuki mereka kepada jalan yang lurus. Dan barangsiapa yang menta'ati Allah dan Rasul(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang di anugerahi ni'mat oleh Allah,yaitu: Nabi-nabi, para shiddiqin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh.Dan mereka itulah teman yang yang sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah kurnia dari Allah, dan Allah cukup mengetahui. ( QS An Nisaa' : 68 - 70 ).

Kisah-kisah sufi atau yg berkaitan banyak jd mainan syaitan, memang ada,..bagaimana pula dengan para-para sufi atau yg berkaitan di sebaliknya ??, dengan maksud yg berada di atas landasan di atas IzinNya dan RahmatNya ??

firmannya Allah di dlm Surah An Nisaa' 69-70 berhubungan dgn ayat Quran 43 : 36.. ??

walau bagaimanapun kita akui haqiqat diri wajib di kenali sesuai dgn FirmanNya Adz Dzaariyaat : 21 dll...

mengamati serta mempelajari Ilmu dari Allah swt amatlah wajib, sehingga kita sendiri pernah di motivasi oleh Baginda RasulAllah saw " agar menuntut ilmu sampai ke negeri Cina "..jangan pula kita menjadi riak dan ujub apabila di buka kan Allah rahsia-rahsia Ilahi pada yg mengerti di Atas IzinNya dan Rahmatnya..dan jangan juga menjadi pandangan dari Ilmu Allah dalam satu dimensi sahaja seperti sesetengah manusia cuba mengerti ilmu dan menggambarkan agama dengan aqalnya tanpa sesuatu dalil yg haq, umumnya yg di perolehi adalah interpretasi yg terjadi pada masa lampau, sehingga pola kehidupan kita seperti akan di paksa atau terpaksa utk hidup seperti apa yg terjadi oleh kaum terdahulu contohnya di antara perumpamaan Hebat yang Allah ciptakan didlm Ash habul Kahfi..pertama kita mengakui kebenaran Kekuasaan Allah swt terhadap pemuda-pemuda yg tertidur dan terjaga lebih kurang 350 tahun sebelum itu..dan pandangan satu sisi lagi atas perumpamaan itu pemuda-pemuda tersebut menjadi hairan dengan dunia yg amat berbeza dari masa 350 tahun sebelum itu ??

Baginda RasulAllah saw sebelum wafat sudah tahu di atas IzinNya dan RahmatNya, akan penyelewengan pengertian agama tetap akan berlaku, maka sebab itu, Beliau berpesan / berwasiat supaya ummatnya tidak akan sesat selama-lamanya andai berpegang pada Kitabullah ( Al Quran ) dan Sunnahnya..mudahan kita semua mendapat pertunjuk dan hidayahNya..Amin.

" Wattaqullah wayu'allimukumullah, wallahu bikulli syai in 'alim " . Dan bertaqwalah kpd Allah, Allah yang mengajarkan kamu, dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu ( Al Baqarah : 282 )..

Bahwa manusia harus menyadari atas Kekuasaan Ilahi yg di berikanNya keilmuan, kepandaian dll yg di miliki kita itu hanyalah milik Allah sebenarnya, yang akan di ambil kembali bila-bila masa ataupun tiba saatnya...

Kekhawatiran atas kesombongan serta riak manusia itu yg terkadangnya telah melupakan asal muasal yg di milikinya sehingga tidak menerima bahwa semuanya itu adalah haq Allah..memang benar hal sdmikian rupa akan menjadi hambatan ataupun hijab baginya untuk menuju Allah swt.

Allah berfirman dengan tegasnya dalam bentuk nafiah ( peniadaan ) " Sesungguhnya kamu tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah mengetahui orang-orang yang mahu menerima petunjuk ".. ( Al Qashash : 56 )

..dan lagi FirmanNya " Barang siapa yang di beri petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk. Dan barang siapa yang di sesatkan-Nya, maka kamu tak akan mendapatkan seorang pemimpin pun yang yang dapat memberi petunjuk kepadanya..". ( Al Kahfi : 17 )..dan banyak lagi FirmanNya.. .

dengan demikian tepatlah seperti apa yang Baginda RasulAllah saw pernah bersabda " qul innama ana basharun mitslukum yuuha ilayya annama ilahukum ilahun waahid " katakanlah; Sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia seperti kamu, yang di wahyukan kepadaku. Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan Yang Esa ( Al Kahfi : 110 )..Amiin Ya Rabbal 'Alamin..

Mudah2an di perkenankan.. siapa yang mentauliahkan dan siapa yang mengitirofkan ??, yakinlah semua ini di atas IzinNya dan RahmatNya..

Syeikh Ahmad bin 'Athaillah di dalam Al Hikam menyebutkan bahawa " Tiada sesuatu benda yang menghijab engkau dari Allah, tetapi yang menghijab engkau adalah prasangkamu tentang adanya sesuatu di samping Allah, sebab segala sesuatu selain Allah itu pada haqiqatnya tiada maujud ( tidak ada ), sebab yang wajib ada hanya Allah, sedang yang lainnya terserah kepada belas kasihan Allah untuk di adakan atau di tiadakan "

akhir kata buat renungan sesama kita " Tujuan dari agama dan Ilmu yang benar hanyalah satu,, yaitu menuju mendekati kebenaran yang mutlak..Ilmu untuk mengetahuinya dan agama untuk merasainya.. mudahan kita di beri Pertunjuk dan HidayahNya..Amiin.

Lain padang lain lalangnya..lain orang lain pula caranya, kita semua di sini sebenarnya mau berbag/bertukar pengalaman dan pengetahuan..ada yg kalian tahu, saya tidak tahu....pembicaraan kian panas dan Kebenaran mutlaq, Allah Maha Mencipta segala-galanya..

Siapakah Yang Maha Mengetahui ??, Maha Pembimbing ??,..sudah tentu jawabannya Allah..bukan mrsa biadap maupun kesombongan, apabila mahu mencari kebenaran..timbulnya kerendahan, kekerdilan serta kejahilan..disini Allah sediakan buat makhluknya yang mahu berjalan menuju Ketuhanan dgn tingkatan ketaqwaan mahupun penyerahan diri..

Allah Maha Tahu, Dia yang Mencipta segalanya...Di atas IzinNya dan RahmatNya, ada hambanya yg di anugerahkan dgn cara tersendiri, ada yang di hadirkan oleh itu kita bahasakan sebagai Murabi, Guru / Murshid, dsbnya..

Pada kebanyakkan berpegang pada penyebaran ilmu Ketuhanan sudah semestinya melalui proses pembelajaran, perlu pembimbing, perlu ada silsilah tertentu bagi membuka pintu-pintu rahasia, perlu peradaban khususnya Ilmu kerohanian dan ilmu keduniaan.jadi berbagai dalil serta nas di persembahkan bagi mengukuhkan hujah serta bicara tersebut...kita akui benar..

Begitu pula ada sedikit yg berpegang Di atas IzinNya dan RahmatNya juga merasai tidak perlu pada sang yg bergelar murshid untuk mencapai tujuan perjalanan mencari Ketuhanan, dgn beberapa alasan spt takut terjebak ke dlm paradigma Hinduisme yg menempatkan " Guru " sebagai makhluk melebehi sesuatu dan suci..Rahib dalam kependetaan Yahudi dan Nasrani..

Firman Allah swt " Mereka menjadikan orang-orang alimnya, dan rahib-rahib mereka sebagai tuhan-tuhan selain Allah, ( juga mereka mempertuhankan ) Al Masih putra Mariyam, padahal mereka hanya disuruh menyembah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan ( yang berhak disembah ) selain Dia " ( At Taubah : 31 )..Allah menegaskan tidak layak bagi bernama makhluk utk mengatur dan mendidik manusia..di kuatkan lagi dgn FirmanNya.." 'Allamal insaana maalam ya'lam " ertinya " Dia yang mengajar manusia apa yang tidak di ketahuinya " ( Al 'Alaq : 5 )

" Dan Allah telah mengeluarkan kamu dari perut ibumu tidak mengetahui apa-apa, kemudian Allah memberi kepada kamu pendengaran dan penglihatan serta fikiran ( perasaan ), supaya kamu bersyukur" ( QS An Nahl:78 )..

Ada dua pernyataan di sini khususnya pada mencari kebenaran menuju Ketuhanan..
1) Wajib berguru dgn guru Murshid..sekiranya ada kemusykilan jadi ada tempat rujukan, begitu seterusnya.

2) Tidak perlu, melainkan menyadari atas kepandaian dan kehebatan yg di milikinya itu hanya semata-mata milik serta kepunyaan Allah, yg akan di beri pd siapapun,begitu juga akan di ambil kembali pd saatnya..

Baginda Mulia menempatkan kaum terdekatnya sebagai " sahabat ", berbeda dgn doktrin Hinduisme yg menempatkan " Guru ". Paparan di sini tidak bermaksud mau merendahkan kedudukan martabat manusia sebagai pembimbing, pembersih jiwa, murabi serta guru Murshid, tetapi pandang dari sisi hakikatnya...keakuan kita bersaksi kan Dia Yang Maha Mengetahui, Maha Pembimbing, Maha Suci, Maha Pemberi Pertunjuk.

Niat saya sebenarnya mau brtukar fikiran sesama kita..
1) tidak bertujuan mengabaikan kewibawaan guru-guru, sehingga menyiratkan rasa kesombongan seorang anak manusia tidak akan belajar lagi pd manusia..dan

2)agar kesombongan manusia terkadang lupa menilai kepada yg bernilai yaitu melupakan asal muasal yg di milikinya sehingga tidak menerima bahwa itu semuanya adalah haq dan milik Allah..dan hal sebegini rupa akan menjadi hijab baginya untuk menuju kepada Allah swt..jg trdpt dlm( Al Kahfi : 17 ), ( An Nuur : 21), ( Al Qashash: 56 ) Mudah2an kita di beri Pertunjuk dan HidayahNya.

para pejalan kerohanian mau menuju Ketuhanan..silakn buat penilaian dengan IzinNya dan RahmatNya dapat kita mengawali setiap langkah yang lebih berkualitas dan sempurna setelah mengerti Dzat dan arah tujuan beragama kita, bukan bergelojak dalam alam retorika Ilmu Tauhid yg tidak ada habisnya....

Baginda Mulia RasulAllah saw bersabda: " Barangsiapa menuntut ilmu dengan maksud untuk bersaing dengan para ulama atau untuk bermujahadah dengan orang-orang jahil atau untuk menarik perhatian orang lain, maka dia akan masuk neraka".

" Setiap orang yang telah mendapat petunjuk kemudian sesat di sebabkan suka berbantah-bantahan untuk mencari kemenangan dan bukan kebenaran, maka dia tidak akan mendapat keuntungan kecuali orang itu dilimpahi rahmat Allah sehingga dia bertaubat".

Firman Allah SWT " Katakanlah " Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak ataupun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, ( mengharamkan ) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk itu dan ( mengharamkan ) mengada-ngadakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui". ( QS Al A'raaf: 33 ).

dan FirmanNya " Maka bertanyalah kepada orang yang berpengetahuan, jika kamu tidak mengetahui. ( An Nahl : 43 )

Mudahan kita semua mendapat Keridhaan,Petunjuk dan HidayahNya.. Amiin...

Mari kita sama-sama berjalan, berpegang erat persaudaraan kita...

Mari kita merenung sejenak dgn FirmanNya " Allah adalah cahaya bagi langit dan bumi. Perumpamaan cahaya adalah seperti lubang yang di dalamnya ada pelita. Pelita itu di dalam kaca. Dan kaca itu laksana bintang yang berkilauan yang dinyalakan dengan minyak pohon yang di berkati,yaitu minyak zaitun yang bukan dari timur dan tidak ( juga ) dai barat. Minyaknya hampir menerangi sekalipun tidak di sentuh api. Cahaya di atas cahaya. Allah memberi petunjukkepada cahaya-Nya kepada siapa yang di kehendaki-Nya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu " ( An Nuur : 35 )...

Dengan berbekal sedikit ilmu Ketuhanan,memasrahkan diri, yaqin dan redha KetentuanNya...menggantungkan jiwa dgn segenap syari'at yg telah ditentukan,mudahan2an mendapatkan cahaya keimanan yg lebih dalam dan sunyi..Cahaya itu bersemayam di dalam hati orang-orang yang terpilih dan dikehendakiNya,tidak ada guru murshid, tidak ada murid di sini..

Imam Ghazali dlm menamakan pengertian ini sbg pengertian "awwali".Dari mana pengertian2 tersebut di perolehi sbgmna ucapan beliau " Fikiran menjadi sehat dan berkeseimbangan kembali dgn aman serta yakin dapat menerima kembali segala pengertian-pengertian awwali dari aqal itu. Semua itu terjadi tidak dg mengatur alasan atau menyusun keterangan,melainkan dengan Nur ( cahaya ) yang di pancarkan Allah swt ke dalam batin dari Ilmu ma'rifat"

Dengan cahaya itu Allah menunjuki jln ruhani kita utk mendengar,melihat,merasa secara nyata..Di atas IzinNya dan RahmatNya Allah yg akan menghantar jiwa kita meluncur,melayang menemui-Nya..dg cahayaNya juga kita mampu membedakan di antara haq dan bathil,Iblis dan syaitan..seperti firmanNya "Wahai orang-orang yang beriman jika kamu bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan menjadikan bagimu furqan (pembeda) "( Surah Al Anfaal : 29 )..

Firman Allah lagi "Barang siapa bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan bagimu jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.Dan barang siapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan(keperluan)nya"(At Thalaaq :2-3)

Dunia Tesawuf telah terkoyak koyak saat ini,sehingga keberadaan Allah di salah arti, mengklaimkan jalan menuju kpdnya begitu payah dan sukar ??... ( teramat sedih sekali )..

Keyakinan seseorang itu akan mudah lepas dan selalu dalam keraguan apabila selama ini kita seolah-olah dipaksa untuk terus setuju ataupun percaya terhadap sesuatu keyakinan, tanpa pernah memikirkan dan memahami mengapa kita harus meyakininya...

Pandangan pribadi,abila kita membicarakn bab ini,sdh semestinya ada satu tanda pengertian rasa yg saling berkait rapat di antara kalimat trsbt itulah Ilmu....ada persoalan dan ada jawabannya..ttpi dlm dunia kerohanian (spiritual Islam) adakalanya banyak persoalan tak terjawab,maka itulah kita wajib mencari Ilmu ,..dan pd yg bergelar guru..tp jgn sampai mentaksubkan..

wallahu'alam

Jumat, 24 Juni 2011

BAGAIMANA MENANGIS YG BERMANFAAT

"Dunia ini dimulai dengan tangis, dicelahi oleh tangis dan
diakhiri dengan tangis."bgt kata Ahli Hikmah.

Menangis adakalanya dituntut oleh syariat. Orang-orang yang mencintai Allah sepenuh hati, selalu menangis mengenangkan dosanya. Ada bermacam-macam tangisan orang-orang sholeh:

1. Menangis karena malu, seperti tangisan Nabi Adam as.
2. Menangis karena kesalahan, seperti tangisan Nabi Dawud as.
3. Menangis karena takut, seperti tangisan Nabi Yahya bin Zakaria.
4. Menangis karena kehilangan, seperti tangisan Nabi Ya’qub as.
5. Menangis karena Kharisma Ilahi, seperti tangisan seluruh para Nabi as, yaitu dalam firmanNya: “Ketika dibacakan ayat-ayat Sang Rahman kepada mereka, maka mereka bersujud dan menangis.” (Marsyam: 58)
6. Menangis karena rindu dan cinta, seperti tangisan Nabi Syu’aib as, ketika beliau menangis sampai matanya buta, kemudian Allah swt, mengembalikan menjadi sembuh, lalu beliau menangis lagi hingga buta kembali sampai tiga kali.

Lalu Allah swt, memberikan wahyu kepadanya: “Wahai Syu’aib, bila tangisanmu karena engkau takut neraka, Aku sudah benar-benar mengamankan dirimu dari neraka. Dan jika tangismu karena syurga, Aku telah mewajibkan dirimu syurga.”

“Tidak Ya Tuhan, namun aku menangis karena rindu ingin memandangmu…” kata Nabi Syu’aib as.

Kemudian Allah swt, menurunkan wahyu kepadanya, ” Sungguh wahai Syu’aib! Sangat benar orang yang menghendakiKu, menangis dari dalam rindu kepadaKu. Untuk penyakit ini tidak ada obatnya, kecuali bertemu denganKu.”

Diriwayatkan bahwa Nabi saw, bersabda: “Bila seorang hamba menangis karena takut kepada Allah atas masalah ummat, sungguh Allah swt memberikan rahmat bagi ummat itu, karena tangisan hamba tadi.”

Rabi’ah ra, berkata, “Aku menangis selama sepuluh tahun karena merasa jauh dari Allah swt, dan sepuluh tahun lagi menangis karena bersama Allah swt, kemudian sepuluh tahun menangis karena menuju kepada Allah swt. Menangis karena bersama Allah, disebabkan sangat berharap padaNya. Sedangkan menangis jauh dari Allah swt, karena takut kepadaNya. Adapun menangis karena menuju Allah swt, karena sangat rindu kepadaNya.”

Salah satu Sufi berkata, “Aku masuk ke rumah rabi’ah al-Bashriyah, ketika itu ia sedang sujud. Lalu aku duduk di sisinya, hingga ia bangun mengangkat kepalanya.

Kulihat ditempat sujudnya menggenang air matanya. Aku bersalam kepadanya, dan ia jawab salamku. Ia berkata, “Apa kebutuhanmu?” tanyanya.
“Aku ingin datang kepadamu..” kataku.

Lalu ia menangis, dan memalingkan wajahnya dariku. Ketika ia menangis, ia mengatakan, “Sejuknya matahatiku harus datang dariMu? Sungguh mengherankan orang yang mengenalMu, bagaimana ia bisa sibuk dengan selain DiriMu? Mengherankan sekali! Orang yang menghendakiMu, bagaimana ia menginginkan selain DiriMu?”

Mereka memaksa diri menangis apabila mengenang nasib diri di hari akhirat dan membayangkan huru-hara apabila menjelang kiamat.Dalam hal ini menangis adalah dituntut. Setitis airmata yang jatuh karena takutkan Allah akan dapat memadamkan api neraka di hari akhirat kelak.

Dalam sebuah hadis Rasulullah s.a.w bersabda bahwa air mata dari tangisan pembuat dosa yang bertaubat adalah lebih disukai Allah dari tasbih para wali. Rasulullah s.a.w juga ada bersabda: "Kejahatan yang dibuat lalu menimbulkan rasa sedih adalah lebih baik dari kebaikan yang menimbulkan rasa takbur."

Anas r.a berkata: Pada suatu hari Rasulullah s.a.w berkhutbah, lalu baginda bersabda
dalam khutbahnya itu: "Andaikan kamu mengetahui sebagaimana yang aku ketahui,niscaya kamu akan sedikit ketawa dan banyak menangis."

Anas berkata: seketika itu para sahabat menutup muka masing-masing sambil menangis
teresak-esak.

Hari ini manusia terus menangis dan menangis, tetapi tangisan mereka amat jauh bedanya dengan tangisan para Nabi, Rasul dan sahabat. Jika orang sholeh zaman dahulu menangis karena mengenang nasibnya diakhirat tetapi orang hari ini menangis karena takut kehilangan dunia. Tangisan ini datangnya dari sifat tamak dan tidak ridha.

Kalau orang sholeh takut berpisah dengan iman dan kecintaannya pada Allah, orang hari ini takut berpisah dengan dosa dan maksiat. Jika para Nabi dan rasul serta para sahabat takut menghadapi akhirat, orang hari ini seolah-olah berani dan tidak takut menghadapinya. Tetapi bila orang sholeh berani menghadapi gelombang hidup duniawi, orang hari ini takut dan lemah hati dalam menghadapi kegagalan dan kekecewaan dalam hidup.

Menangis dan menangislah tapi biarlah kena pada tempatnya yang dibolehkan oleh agama. Apa akan jadi jika kita gagal diakhirat? Inilah sebenarnya kegagalan yang total. Jadi kalau perkara ini yang kita tangiskan, memang kenalah pada tempatnya. Abu Hummah(Shadujja) Bin Adilan Albahily r.a berkata: Bersabda Rasulullah s.a.w: "Tiada suatu yang lebih disukai oleh Allah dari dua tetes dan dua bekas. Titisan airmata karena takut kepada Allah dan titisan darah dalam mempertahankan agama Allah. Adapun dua bekas adalah bekas dalam perjuangan fisabilillah dan bekas perjuangan kewajiban kepada Allah." (Riwayat Attirmizi).

Senin, 20 Juni 2011

YASIN DAN TAHLIL

Assalamualaikum.

Ada beberapa hadist Nabi yang menerangkan tentang keutamaanya surat YASIN:
Rasululloh saw. bersabda:"segala sesuatu memiliki hati, dan hati al-Quran itu adalah surat yasin siapa saja yang membaca surat yasin maka Alloh akan mencatat pahala baginya sama dengan membaca al-Quran sepuluh kali (H.R.Darimi,tirmizi,dari anas).

Rasululloh saw. bersabda:"siapa saja yang membaca surat yasin setiap malam, niscaya dosa dosanya di ampunin."
(H.R.Baihaqi,dari abu hurairah).

Rasululloh saw. bersabda:"setiap mayat yang di bacakan disampingnya surat yasin,Alloh akan memberikan keringanan (azab) kepadanya."
( H.R.Abu nu'aim dan Abu Dzar).

Rasululloh saw bersabda:" siapa saja yang menziarahi kubur kedua orang tuanya,atau salah seorangnya,setiap hari jum'at seraya membaca surat yasin disampingnya,niscaya Alloh mengampuninya selaras dengan jumlah huruf yang di bacanya."
(H.R. Abu syaikh,Dailami,Ibnu hajjar,dan Rafi'i dari 'Aisyah,dari Abu bakar).

Secara umum, berzikir itu diperintahkan sebagai bagian dari ritual ibadah. Termasuk membaca beberapa ayat dan surat Al-Quran, mengucapkan lafaz LAILAHA ILLALLAH, berisitghfar dan seterusnya. Semua itu memang punya landasan syar`i.
ada banyak riwayat yang menyebutkan tentang majelis zikir atau zikir berjamaah. Sehingga berkumpulnya orang-orang khusus untuk berzikir kepada Allah SWT punya landasan syariah yang jelas dengan berdasarkan hadits shahih. Salah satunya adalah hadits riwayat imam Muslim berikut ini :
Dari Abi Hurairah ra berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,�Tidaklah suatu kaum duduk untuk berzikir kepada Allah SWT di dalam majelis itu kecuali malaikat akan menaunginya dan mencurahkan mereka dengan rahmah dan Allah akan menyebutkan mereka kepada siapa yang disisi-Nya�. (HR. Muslim).

Secara zahir, hadits ini menyebutkan tentang sebuah kaum yang berkumpul untuk berzikir. Jadi tidak harus dilakukan sendiri-sendiri. Demikian juga makna hadits ini menyebutkan zikir, yang maknanya adalah melafazkan zikir dengan lisan. Jadi orang-orang sengaja datang berkumpul bersama dan melafazkan zikir dengan lisan mereka.

Hadaanallahu Wa Iyyakum Ajma`in, Wallahu A`lam Bish-shawab,
Wassalamu `Alaikum Warahmatullahi Wa Barakatuh.

MENGAPA BERSHOLAWAT HARUS LEWAT IJAISAHAN

Assalamualaikum wr wb...
Banyak sekali umat muslim semdiri yg mempertanyakan kenapa jk ingin bersholawat kok harus lewat ijaisahan lewat seorang guru mursyid ataupun habib.kenapa harus demikian bukankah bersholawat itu syah2 saja untuk semua umat muslim ,kan tinggal membaca saja tanpa harus lewat ijaisahan ?apa maksud dan tujuan serta sebab pengijaisahan trsbut???Demikian yg sering kita dengar pertanyan2 tentang shalawatkok harus lewat ijaisahan.

Ada baiknya kita melihat jawaban dari Para guru dan Habib tntngb pertanyaan trsbt sebagai berikut: "Ijazah adalah memperkuat hubungan ruh dengan pemilik doa atau guru atau Rasul saw, Ijazah adalah Izin untuk mengamalkan sesuatu dan menyambung keberkahan dari yg punya doa, walau kita tak jumpa namun menyambung hubungan batin lewat murid murid yg bersambung sanadnya kepada pemilik doa..
Boleh saja membaca tanpa harus lewat ijaisahan karena ia adalah doa,siapapun boleh berdoa dan boleh mengikuti cara doa orang lain tanpa perlu izin dulu darinya,Namun jika dg Ijazah maka akan lebih Afdhal,dan tak ada syarat wajib membacanya harus sekian ribu atau sekian kali jumlahnya karena ia bukan perintah ALlah swt, jika perintah ALlah swt maka menjadi wajib,jika tidak maka tentunya tak wajib untuk masalah jumlahnya.
Jadi membaca shalawat wajib hukumnya, namun tak ada perintah untuk jumlah angkanya.

Tulisan diatas membuktikan walaupun membaca shalawat adalah perintah,namun tetap harus memiliki sanad karena Rasulullah bersabda: "sesungguhnya sanad itu bagian dari agama" (H.R Bukhari dengan sanad shahih)

Bahkan ada beberapa orang yang meremehkan sanad, dia bahkan bilang "oh kalau sanad penting jangan-jangan ntar ilmu matematika perlu sanad juga kali ya"
dengan nada seperti itu secara tidak langsung sesungguhnya dia telah mengentengkan sabda Rasulullah.
Jadi mari jangan ada lagi yang meremehkan sanad karena jika begitu sama saja dengan meremehkan sabda Rasulullah.

1. Apakah sich pengertian Sholawat ?
Sholawat menurut arti bahasa adalah :‘' DO‘A‘'
Menurut istilah adalah:
• Sholawat Alloh SWT kepada Rosululloh SAW berupa Rohmat dan Kemuliaan( Rahmat Tadhim )
• Sholawat dari malaikat yang kepada Kanjeng Nabi SAW berupa permohonan rahmat dan kemuliaan kepada Allah SWT untuk Kanjeng Nabi Muhammad SAW sedangkan selain Kanjeng Nabi berupa permohonan rahmat dan ampunan
• Sholawat orang–orang yang beriman ( manusia dan jin ) ialah permohonan rohmat dan kemuliaan kepada Allah SWT. untuk Kanjeng Nabi SAW, seperti :
ALLOHUMMA SHOLLI ‘ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD
2. Sebutkan dasar membaca Sholawat !
Dasar membaca Sholawat kepada Kanjeng Nabi SAW adalah :
Firman Alloh SWT dalam surat Al Ahzab ayat. 56:
Artinya: ‘‘ sesungguhnya Allah beserta para malaikatnya senantiasa bersholawat untuk Nabi SAW. Hai orang-orang yang beriman bersholawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkan salam penghormatan padanya (Nabi SAW.).
3. Bagaimana hukumnya membaca ? jelaskan !
Mengenai hukum membaca Sholawat, ada beberapa pendapat dari Ulama ada yang Wajib Bil Ijmal, wajib satu kali semasa hidup, adapula yang berpendapat Sunnah .pendapat yang paling masyhur adalah Sunnah mu'akkad akan tetapi membaca Sholawat pada akhir Tasyahhud akhir dari sholat adalah Wajib, oleh karena itu sudah menjadi rukunnya sholat.
4. Kita Di samping mempersatukan pendapat para ulama tentang kedudukan hukumnya membaca Sholawat diatas yang lebih penting adalah menyadari denan konsekwen bahwa membaca Sholawat kepada Nabi SAW merupakan kewajiban Moral dan keharusan budi nurani tiap–tiap manusia lebih–lebih kita kaum mu'minin, apa sebabnya!
karena disebabkan :
• Kita diperintah membaca Sholawat seperti ayat di atas.
• kita semua berhutang budi kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW yang tidak terhitung
3. Banyak dan besarnya , dhohiron wa batinan Syafa'atan wa Haqiqotan.
Faedah dan manfa'at membaca Sholawat kembali kepada yang membaca sendiri, keluarganya, masyarakat dan makhluk lain ikut merasakannya bacaan Sholawat tersebut.
5. Apa tujuan membaca sholawat dan bagaimana adabnya ?
Tujuan dari membaca Sholawat adalah Ikraman, tadhiman wa Mahabbah kepada Kanjeng Nabi SAW. Didalam membaca Sholawat kita harus memperhatikan adab– adab dalam membaca Sholawat tersebut.
Adapun adab–adab dalam membaca Sholawat antara lain :
• Niat ikhlas beribadah kepada Alloh SWT tanpa pamrih.
• Tadhim dan mahabbah kepada Rosululloh SAW.
• Hatinya HUDHLUR kepada Alloh SWT dan ISTIHDLOR ( merasa berada di hadapan Rosululloh SAW)
• TAWADDU' ( merendahkan diri ), merasa butuh sekali kepada pertolongan Alloh SWT, butuh sekali Syafa‘at Rosululloh SAW.
Adab tersebut merealisasi sabda Rosululloh SAW, sbb :
Artinya ‘‘ Ketika kamu sekalian membaca Sholawat kepada KU maka bagusilah bacaan Sholawat mu itu . sesungguhnya kamu sekalian tidak mengerti sekirannya hal tersebut diperlihatkan kepadaKU ‘‘
6.Apakah Manfa'at dan faedah membaca Sholawat
Manfa'at dan faedah membaca Sholawat antara lain :
• Membaca Sholawat satu kali, balas Alloh SWT rohmat dan maghfiroh sepuluh kali, membaca sepuluh kali dibalas 100 X dan seratus kali membaca Sholawat dicatat dan dijamin bebas dari munafik dan bebas dari neraka, disamping digolongkan dengan para Syuhadak.
bersabda :
“Barang siapa membaca sholawat kepada-Ku 10x, maka Alloh SWT membalas Sholawat kepadanya 100x, dan barang siapa membaca Sholawat kepadaku 100x, maka Alloh SWT menulis pada antara kedua matanya; "bebas d2ri munafzq dan bebas dari neraka ", dan Alloh SWT menempatkan besok pada Yaumul Qiyamah bersama-sama dengan para Syuhadak”.
• Sebagai amal kebagusan, penghapusan keburukan dan sebagai pengangkat derajat si pembaca Sholawat.
. Rosulullooh SAW bersabda
''Ya benar, telah datang kepada-ku seorang pendatang dari Tuhan-Ku kemudian berkata : barang siapa diantara ummat-mu membaca Sholawat kepada-mu satu kali, maka sebab bacaan Sholawat tadi Alloh SWT menuliskan baginya 10 kebaikan, dan mengangkat derajatnya 10 tingkatan, dan.Alloh SWT membalas sholawat kepadanya sepadan dengan sholawat yang ia baca ".
7. Manusia yang paling banyak membaca Sholawat , dialah yang paling utama disisi Rosululloh SAW dan yang paling dekat dengan Beliau besok di hari qiyamat Rosulullooh SAW bersabda :
“Sesungguhnya manusia yang paling utama disisi-ku pada hari Qiyamah adalah mereka yang paling banyak bacaan Sholawatnya kepada-Ku"
ROSULULLOH SAW BERSABDA :
'Yang paling banyak diantara kamu sekalian bacaan sholawatnya kepada-Ku, dialah paling dekat dengan Aku besok dt hari Qiyamat. (DARI KITAB SA'ADATUD DAROINI HAL : 58).
8. Sholawat berfungsi Istighfar dan memperoleh jaminan maghfiroh dari Alloh SWT.
ROSULULLOH SAW BERSABDA :
"Bacalah kamu sekalian sholawat kepada-Ku, maka sesungguhnya bacaan Sholawat kepada-Ku itu menjadi penebus dosa dan pembersih bagi kamu sekalian dan barang siapa membaca Sholawat kepada-ku satu kali, Alloh SWT membalas kepadanya sepuluh kali (RIWAYAT IBNU ABI 'ASHIM DARI ANAS bin' MALIK)
9. Sholawat merupakan pengawal do‘a dan memperoleh keridhoan serta pembersih amal–amal kita.
ROSULULLOH SAW BERSABDA
'Sholawat kamu sekalian kepada-Ku itu merupakan pengawal bagi do'a kamu sekalian dan memperoleh keridloan Tuhan-mu, dan merupakan pembersih amal-amal kamu sekalian (RIWAYAT DAELAMI DARI SAYYIDINA 'ALI KAROMALLOOHU WAJHAH).
• Merupakan kunci pembuka hijabnya doa hamba kepada Alloh SWT dan menjadi jaminan terkabul nya semua do‘a.
ROSULULLOH SAW BERSABDA:
"Segala macam doa itu terhijab~ (terhalangltertutup), sehingga permulaannya berupa pujian kepada Alloh 'Azza wa Jalla dan sholawat kepada Nabi SAW kemudian berdo'a, maka do'anya itu diijabahi". (RIWA YA T IMAM NASAI).
• Orang yang membaca Sholawat 100 X setiap hari, akan di kabulkan 100 maca, hajat oleh Alloh SWT, yang 70 macam untuk kepentingan akhirat danyang 30 macam untuk kepentingan di dunia
ROSULULLOH SAW BERSABDA:
"Barang siapa membaca Sholawat kepada-KU tiap hari 100 kali, maka Alloh SWT mendatangkan 100 macam hajatnya, yang 70 macam untuk kepentingannya di akhirot, dan yang 30 macam untuk kepentingannya di dunia " * (DIKELUARKAN OLEH IBNU MUNDIR DARI JABIR).
• Orang yang membaca Sholawat 1000 X setiap hari, tidak akan mati sehingga dia melihat tempatnya di sorga.
ROSULULLOH SAW BERSABDA:
'Barang siapa membaca Sholawat kepada-Ku tiap hari seribu kali, dia tidak akan mati sehingga dia melihat ,tempatnya di surga". (DARI ANAS bin MALIK).
• Orang yang menulis Sholawat dimohonkan ampunan oleh para Malaikat
ROSULULLOH SAW BERSABDA:
"Barang siapa yang menulis sholawat kepada-Ku di dalam suatu kitab, maka Malaikat tidak henti-hentinya memohonkan ampun baginya selagi namaKU masih berada di dalam Kitab itu ".
• Bacaan Sholawat menjadi NUR pada hari Qiamat
ROSULULLOH SAW BERSABDA:
" Hiasilah ruangan tempat pertemuanmu, dengan bacaan Sholawat kepada-Ku, maka sesungguhnya bacaan Sholawat kamu sekalian kepada-Ku itu menladi 'NUR" dihari Qyamat” (DIRIWAYATKAN DARI ANAS bin MALIK)
• Bacaan Sholawat dapat untuk mencuci hati ( operasi mental ).
ROSULULLOH SAW BERSABDA:
'Segala sesuatu itu ada alat . pencuci dan pembasuh. Adapun alat pencuci hati seorang mu'min dan pembasuhnya dari kotoran yang sudah melekatIsudah berkarat itu dengan membaca Sholawat kepada-Ku -.(SA'AADA TUD DAROINI HAL : 511).
• Sholawat akan melancarkan semua usaha dan menghilangkan semua kesulitan hidup yang dihadapi.
ROSULULLOH SAW BERSABDA:
Barang siapa yang merasa sulit/ sukar menempuh sesuatu, maka sesungguhnya Sholawat itu akan membuka kesulitan dan menghilangkan kesusahan". (H.R. THOBRONI DARI ABI HUROIROH RAJ.
10. Kecaman terhadap orang yang tidak membaca Sholawat
Kecaman terhadap orang yang tidak membaca Sholawat antara lain :
• Dia tidak akan melihat wajah Rosulullah SAW
Sabda rosulullooh Saw :
" Tidak akan bisa melihat wajah-Ku tiga macam orang. satu, orang yang durhaka kepada kedua orangtuanya, nomor dua, orang yang meninggalkan (tidak mengerjakan) Sunnah-ku, dan tiga, orang yang tidak-membaca Sholawat kepada-Ku ketika (mendengar) Aku disebut di dekatnya (HADITS MARFU' DARI AISYAH RA).
• Tidak sempurna agamanya.
Sabda rosulullooh Saw :
'Barang siapa tidak mau membaca Sholawat kepada-Ku, maka tidak dianggap sempurna agamanya ". (RlWAYAT IBNU HAMDAN DARI IBNU MAS'UDI).
• Dia termasuk sebakhil–bakhil manusia.
Sabda rosulullooh Saw
"Barang siapa (mendengar) Aku disebut di dekatnya dan tidak membaca Sholawat kepada-Ku, maka dia itulah sebakhil-bakhil manusia" (RIWAYAT IBNU ABI ASHIM DARI ABI DZARRIN AL-GHIFFARI).
• Dia bukan golongan Rosululloh SAW.
Sabda rosulullooh Saw
"Barang siapa (mendengar) Aku disebut, didekatnya dan tidak membaca Sholawat kepadaKu, maka dia bukan dari golongan-Ku dan Akupun bukan dari golongan dia. Kemudian Rosululloh SAW melanjutkan sabdanya (dalam bentuk doa : Yaa Alloh, pertemukanlah orang yang suka berhubungan dengan Aku. dan putuskanlah (hubungan) orang yang tidak mau berhubungan dengan Aku (DIRIWAYATKAN DARI ANAS bin MALIK).
11. Jelaskan Keistimewaan membaca Sholawat pada hari jumat !
Keistimewaan membaca Sholawat pada hari jumat siang ataupun malam diterima langsung oleh Rosululloh SAW sendiri.
“Perbanyaklah membaca Sholawat kepada-Ku pada tiap hari Jum'at, maka sesungguhnya bacaan Sholawat ummat-Ku pada tiap hariJumat itu diperlihatkan kepada-Ku “(Diriwayatkan oleh Baihaqi dengan sanad Hasan dari Abi Umamah)
12. Bagaiman pandangan para ulama mengenai sholawat ?
Banyak pandangan–pandangan dan pendapat para ulama mengenai Sholawat. ada yang di angkat dari qoidah–qoidah agamis dan ada pula yang berdasarkan atas keyakinan dan pengaruh zaman Dzauqiyah dan hasil–hasil dari mukasyafah antara lain :
a. Bacaan Sholawat adalah jalan kesurga kata Abu Huroiroh RA.:
“Membaca Sholawat kepada Kanjeng Nabi SAW adalah jalan menuju ke sorga ".
b. Memperbanyak bacaan Sholawat suatu tanda golongan / ahli sunnah kata Sayyidina 'Ali Zainul 'Abidin bin Husain bin 'Ali bin Abi Tholib Rodliyallohu anhum :
“Tanda-tanda ahli Sunnah ialah memperbanyak bacaan Sholawat kepada Kanjeng Nabi Sholialloohu 'alaihi wa Sallam ".
c. Jalan yang paling dekat kepada Alloh SWT pada akhir zaman.
Jalan yang paling dekat (menuju) kepada Alloh SWT pada akhir Zaman khususnya bagi orang-orang yang berlarut-larut banyak dosa, adalah memperbanyak istighfar dan membaca Sholawat kepada Nabi SAW".(Dari Kitab Sa`aadatud Daroini).
d. Untuk menjernihkan hati dan Marifat Billah.
"Sesungguhnya membaca Sholawat kepada Kanjeng Nabi SAW itu (dapat) menerangi hati dan mewushulkan tanpa guru kepada Alloh SWT Dzat yang Maha Mengetahui segala perkara Ghaib ".. (Sa'aadatud Daroini Hal : 36).
f. Sholawat dapat mewusulkan tanpa guru.
“Secara keseluruhan, membaca Sholawat kepada Nabi SAW itu (dapat) mewushulkan kepada Alloh SWT tanpa guru. Oleh karena sesungguhnya Guru dan Sanad di dalam Sholawat itu adalah Shoohibush Sholawat (Ya'ni Rosululloh SAW), oleh karena Sholawat itu diperlihatkan kepada Beliau SAW dan Alloh SWT membalas (memberi) Sholawat kepada si Pembaca Sholawat. Berbeda dengan lainnya Sholawat dari bermacam-macam dzikir itu (harus) ada guru (mursyid) yang arif Billah. Kalau tidak, maka syetan akan masuk ke dalam amalan dzikir itu dan orang yang dzikir tidak dapat memperoleh manfaat daripada dzikirnya". (Juga disebutkan dalam Saaadatud Daroini hal : 90).
g. Sholawat diterima secara mutlak oleh Alloh SWT.
Kata Syekh Showi dalam Tafsir showinya :
'Dan sesungguhnya para Ulama' sudah sependapat bahwa sesungguhnya bermacam-macam amal itu ada yang diterima dan ada yang ditolak terkecuali Sholawat kepada Nabi SAW. Maka sesungguhnya Sholawat kepada Nabi SAW itu "Maqbuulatun Qothl'an "(pasti diterima) ". (Taqriibul Ushul Hal : 5 7).
f. Menambah rasa cinta kepada Allah SWT wa Rosulihi SAW.
“Berkata AI-Allamah Syamsuddin bin Qoyyim dalam Kitabnya Jalaail afham : sesungguhnya Sholawat itu menjadi sebab langsungnya rasa cinta kepada Alloh SWT wa Rosulihi SAW & dapat meningkat berlipat-lipat rasa cintanya. Cinta yang demikian itu menjadi ikatan daripada beberapa ikatannya iman, dimana iman itu tidak bisa sempurna kecuali dengannya -.
g. Tercetaknya pribadi Rosululloh SAW dalam hati orang yang membaca Sholawat.
Setengah dari pada faedah membaca Sholawat yang paling besar adalah tercetaknya Shuroh Rosululloh SAW di dalam hati si pembaca Sholawat (Sa'aadatud Daroini Hal : 106).
h. Orang yang ahli Sholawat ketika sakaratul maut dirawuhi oleh Beliau SAW.
"Barang siapa keadaan hidupnya memperbanyak Sholawat kepada Rosululloh SAW, maka ia berhasil mendapat kebahagiaan yang besar sekali, karena ketika sakarotul Maut Rosululloh SAW rawuh di hadapannya (Sa'aadatud Daroini Ha : 516).
i. Mudah mimpi ketemu Rosulullooh saw.
"Sesungguhnya memperbanyak Sholawat dengan mernakai redaksi yang mana saja berfaedah bisa bermimpi ketemu Rosululloh SAW, dan apabila berhasil dengan sungguh-sungguh memperbanyak serta membiasakan/ melanggengkan, maka pembaca Sholawat itu meningkat bisa melihat Rosululloh SAW dalam keadaan jaga ".
Beliau almukarom Asy Syekh Al-'Arif Billah Romo K.H. Abdoel Majid Ma'roef Mualif Sholawat Wahidiyyah berkata antara lain
''Membaca sholawat adalah termasuk ibadah sunnah yang paling mudah. Artinya tidak ada syarat-syarat tertentu seperti pada ibadah-ibadah sunnah lainnya. Dan diberi bermacam-macam kebaikan yang tidak diberikan didalam ibadah-ibadah sunah lainnya seperti membaca Qur'an , dzikir, sholat sunnah dan lainnya. Yaitu membaca sholawat spontan menerima Syafa'at dari membaca sholawat itu sendiri. Disamping itu membaca Sholawat sudah mengandung dzikir, istighfar dan mengandung Do'a Li-Qodloil hajat. ini bukan berarti dengan membaca sholawat, tidak usah yang lain-lain bukan berarti begitu tapi kita harus ‘‘YUKTI KULLAA DZI HAQQIN HAQQAH''.dengan mengisi di segala bidang .”
13. Segalah macam Sholawat mempunyai kedudukan yang sama tetapi satu dengan yang lain mempunyai fadlilah yang berbeda – beda, apa sebabnya !
Segalah macam Sholawat mempunyai kedudukan yang sama tetapi satu dengan yang lain mempunyai fadlilah yang berbeda – beda, ini di sebabkan adanya beberapa faktor yang berpengaruh terhadap fadlilah Sholawat yaitu disamping dari Alloh SWT dan Syafaat Rosululloh SAW, falilahnya ada hubungannya dengan :
• Kondisi Muallif Sholawat terutama kondisi batiniyah
• Susunan Redaksi Sholawat
• Situasi dan kondisi masyarakat ketika Sholawat itu di ta‘lif
• Tujuan Sholawat itu di ta‘lif
• Situasi dan kondisi si pembaca Sholawat.
• Adab lahir dan batin ketika membaca Sholawat.
14. Macam macam Sholawat dapat di golongkan menjadi 2 golongan yaitu Sholawat Ma‘tsuroh Sholawat Ghoiru Matsuroh. Jelaskan !
a. Sholawat Ma‘tsuroh : Sholawat yang redaksinya langsung dari Alloh SWT misalnya Sholawat Ibrohimiyah, yaitu seprti dalam bacaan Tasyahhud akhir Sholawat tersebut tidak ada kalimat SAYYIDINAnya. Ini menunjukkan akan keluhuran budi Kanjeng Nabi SAW, selalu sederhana dan tawaddu,yang harus di tiru oleh para umat , adapun kita sering membaca kalimat Sayyidina itu ditambahkan dari para sahabat, sebagai pernyataan penghormataan , ikroman wa mahabbatan.
firman Alloh SWT :
janganlah kamu sekalian memanggil / menyebut pada Rosul seperti halnya engkau memanggil / menyebut diantara kamu sekalian".
Sabda Rosululloh SAW : .
''Saya gusti (pemimpinnya) anak cucu Adam tidak Saya tonjol-tonjolkan (sombong) dan saya permulaannya orang yang dibangunkan dari kubur, dan Saya permulaannya orang yang memberi Syafa'at (pertolongan), dan permulaannya orang-orang yang mendapat syafa'atNYA, ditangan saya benderanya pujian & dibawah bendera itu Nabi Adam AS beserta anak cucunya".
b. Sholawat Ghoiru Matsuroh : Sholawat ghoiro ma'tsuroh yaitu: yaitu sholawat yang disusun oleh selain kanjeng nabi SWT yaitu : yaitu oleh para sahabat, tabi'in, ailiyak, para ulama' dan umumnya orang islam. Misalnya: Shollawat nariyah, munjiyat, badawi, bardah dan masih banyak lagi. Diantara sholawat Wahidiyyah.
15. Macam-macam nama sholawat dapat dibagi 2 bagian sebutkan !.
Macam-macam nama sholawat dapat dibagi 2 bagian yaitu :
• Nama sholawat yang disesuaikan dengan maksud Do'a yang terkandung didalamnya . misalnya : Sholawat Wahidiyyah, Nariyyah.
• nama sholawat disesuaikan dengan nama muallifnya. Misalnya: sholawat badawi (Disusun oleh imam badawi), sholawat masyisiyah (disusun oleh syekh abdul salam Bin Masysyi Ghouts Fii Zamanihi).
16. Ada berapa macam redaksi sholawat ? sebutkan !
Ada berapa macam redaksi sholawat yaitu :
a. Sholwat yang berbentuk permohonan kepada Allah SWT seperti :
ALLOHUMMA SHOLLI 'AALA SAYYIDINAA MUHAMMAD
b. Sholawat yang langsung dihaturkan kepada beliau nabi muhammad SAW misalnya :
ASSHOLAATU WASSALAAMU 'ALAIKA WA 'ALAA ALIKA YAA SAYYIDII YAA ROSULALLOH
c. Sholawat yang redaksinya hanya merupakan kalam khobar :
SHOLLALLOHU 'ALAA SAYYIDINAA MUHAMMAD.
17. Bagaiman Kisah membacanya Sholawat Nabi Adam AS dan Nabi Musa A.S kepada Muhammad SAW
Kisah membacanya Sholawat Nabi Adam AS dan Nabi Musa A.S kepada Muhammad SAW adalah :
• Kisah Nabi Adam AS membaca Sholawat kepada Rosululloh SAW.
Diceritakan dalm Hadits (Sa'aadatud Daroini hal;88).
Ketika Alloh SWT 'azza,waJalla telah menciptakan Nabi Adam AS nenek moyang kita dan setelah membukakan penglihatan matanya, maka memandanglah Nabi Adam AS pada 'ARSY dan melihat tulisan 'MUHAMMAD' diatas 'PENDOP0'-NYA'ARSY, maka maturlah kepada Alloh,-: Duhai Tuhanku, adakah orang yang lebih mulya disampingMU selain aku".Jawab Alloh SWT: "Benar, Yaitu nama seorang Nabi dari keturunan-mu yang lebih mulya disamping-MU dari pada engkau.Dan jika tidak karena Dia, AKU tidak menciptakan langit, bumi,surga dan neraka"
Setelah Alloh menciptakan Ibu Hawa dari tulang rusuk kiri Nabi Adam AS, maka Nabi Adam AS mengarahkan pandangannya keatas dan terlihatlah olehnya "satu makhIuq" yang lain dari padanya seorang wanita cantik jelita yang karenanya Alloh SWT memberikan rasa syahwat kepada Nabi Adam AS. Dan ketika itu maturlah Nabi Adam AS kepada Alloh SWT :
Maturnya : Muhai Tuhanku, siapakah gerangan itu ?
Jawab Alloh : 'Itu Hawa".
Nabi Adam AS: "Kawinkanlah aku Yaa Alloh dengan dia".
Alloh SWT : "Beranikah engkau membayar maskawinnya ?"
Nabi Adam AS: "Berapakah maskawinnya ?
Alloh SWT :"Supaya engkau membaca Sholawat kepada yang mempunyai nama (Muhammad SAW), 10 kali".
Nabi Adam AS: "JIka kulakukan itu apakah Tuhan telah mengawinkan dia dengan aku?"
Alloh SWT : "Benar demikian".
Kemudian Nabi Adam AS membaca Sholawat sepuluh kali kepada Junjungan kita Kangeng Nabi Besar Muhammad SAW. Maka bacaan Sholawat sepuluh kali itu sebagai maskawinnya Ibu Hawa.
. KISAH NABI MUSA MEMBACA SHOLAWAT KEPADA ROSULULLOH SAW.
Dikisahkan di dalam Kitab "Syifa'ul Asqom", Syekh Al Hafidz Abi Nuaem menceriterakan bahwa menurut hadits ada diceriterakan wahyu Alloh SWT kepada Nabi Musa AS sebagai berikut :
Firman : Alloh *"Wahai Musa, apakah-engkau ingin AKU ' lebih dekat kepadamu dari dekatnya kalammu terhadap lesanmu, supaya AKU lebih dekat kepadamu daripada dekatnya pandangan matamu terhadap matamu dan supaya AKU lebih dekat kepadamu daripada dekatnya rohmu terhadap badanmu. ?
Jawab Nabi Musa AS : "benar duhai Tuhanku''.
Firman Alloh : "Perbanyak membaca Sholawat kepada Muhammad Nabi-KU''

Jumat, 17 Juni 2011

MUHASABAH

Pertemuan antara dua Imam Besar yaitu Imam Syafei (Sang Guru) dan Imam Hambali (Sang Murid). Imam Hambali dengan segera menemui Imam Syafei begitu beliau mendengar Gurunya tsb berkunjung ke Bagdad kota tempat beliau tinggal. Lalu beliau mohon kepada Imam Syafei agar sudi memberikan waktu untuk beliau bisa menambah ilmu dari Sang Guru (Hal ini merupakan tradisi jaman dulu yg sangat elegan, meskipun sdh begitu tingginya ilmu Sang Murid, tetapi masih selalu menghormati gurunya dan tetap minta diberi pelajaran).

Imam Syafei berkata: "Hai Hambali, sebaiknya kamu minta pelajaran dulu dari pembantuku ini (seorang penggembala kambing) sebelum minta pelajaran kepadaku". Beliau mencoba menawar agar dapat belajar langsung dari Sang Guru, namun Sang Guru mengulangi perkataannya. Sebagai seorang murid yg taat pada gurunya dia menuruti perintah Sang Guru meskipun ada yg mengganjal dihatinya. Apa sih hebatnya pembantu yg tukang angon ini, shg aku disuruh belajar dari dia??

Untuk mengetahui kedalaman ilmu Pembantu ini, Imam Hambalipun bertanya: "Wahai sdr, apa pendapatmu tentang seseorang yg lupa pada saat shalat sehingga meninggalkan satu rakaat dan terus salam?" Sang Pembantu menjawab: "Apakah aku akan menjawab menurut pendapatmu atau pendapatku?" Imam Hambali terkejut mendengar jawaban ini, bagamana mungkin seorang Pembantu bisa menawarkan pilihan jawaban, yg biasanya hanya dimiliki oleh org yg berilmu tinggi.. Lalu beliau berkata: "Jawablah menurut pendapatku dan pendapatmu".

Sang Pembantupun menjawab: "Baiklah, kalau menurut pendapatmu (maksudnya Imam Hambali), apabila lupanya belum lama (kira-kira selama 2 rakaat), maka org itu hanya perlu menambahkan satu rakaat yg ketinggalan tsb lalu sujud syahwi, tetapi kalau sdh cukup lama baru teringat, maka org tsb wajib mengulang shalatnya lalu sujut syahwi" Imam Hambali terkejut koq orang ini tahu pendapatku..yang ternyata betul sekali karena tuntunannya memang demikian kata beliau dalam hati....

"Nah kalau menurut pendapatku... apabila aku yg melakukan kesalahan tadi, aku juga akan melakukan hal yang sama seperti pendapatmu itu, tapi aku juga akan melakukan puasa satu tahun lamanya sebagai tebusan atas kesalahanku pada Tuhanku, karena aku merasa sangat takut dan malu telah lupa pada Nya dan memikirkan hal lain di dalam shalatku"

Imam Hambali terperanjat dan terpana mendengar jawaban Sang Pembantu tadi.. Sekarang aku baru tahu betapa tingginya derajat orang ini, betapa luar biasa kuatnya rasa takut dan rasa malu orang ini kepada Tuhannya...meskipun dia hanya seorang pembantu dan penggembala kambing, yang dimata orang lain mungkin dianggap rendah..pantas Sang Guru menyuruh aku untuk menimba ilmu darinya...kata Imam Hambali dalam hati...

Coba kita bandingkan dengan keadaan jaman sekarang dimana org sdh tidak punya rasa takut dan malu kepada Tuhan, contoh kasus Ibu Siami yang karena berlaku jujur dan menyampaikan kebenaran atas terjadinya nyontek masal pada UAN di SD Gadel Surabaya, akibatnya malah dimusuhi masyarakat dan di usir dari rumahnya. Hal ini tentu sangat mengkhawatirkan, bagaimana tidak orang jujur koq malah dimusuhi...Sekarang kejujuran menjadi barang langka bahkan dilingkungan murid-2 Sekolah Dasar (Tunas Bangsa), yang seharusnya dididik spy menjadi pribadi yg jujur agar kelak tumbuh menjadi generasi muda yg jujur dan berakhlak mulia yg bisa memperbaiki bangsa kita.

Belum lagi penyakit bangsa yang kini semakin parah, korupsi merajalela, orang sdh tidak takut dan tidak punya rasa malu utk melakukan kejahatan dan kemaksiatan. Jangankan malu pada Tuhan, malu pada diri sendiri, keluarga dan masyarakatpun tidak.

Tiba-2 terbayang jelas dimata saya, betapa banyak kelalaian dan kesalahan yang telah saya lakukan selama ini, bahkan nyaris tanpa rasa takut dan malu sedikitpun kepada Allah SWT, Tuhan yang Maha Melihat yang tidak pernah tidur....

Saya jadi sangat malu.... betapa rendahnya saya ini... bahkan dibandingkan dengan seorang pembantu..penggembala kambing yg miskin, yg tidak berpendidikan sekalipun, yg selama ini saya anggap remeh temeh dan tidak berharga...seketika runtuh keakuan, keangkuhan dan kesombongan saya....yang selama ini merasa berpendidikan tinggi... punya kedudukan dan jabatan tinggi....punya kekayaan..punya ini..punya itu...ooohh... ternyata apalah saya ini....org yg tidak berharga...terutama dimata Tuhanku Yang Maha Perkasa..

Saya jadi tidak berani lagi untuk sedikitpun menunjuk kesalahan orang lain..karena ketika satu jari saya menunjuk orang lain salah..keempat jari saya serta merta menunjuk ke diri saya sendiri seraya mengatakan bahwa kesalahan saya lebih besar dari org tsb...takut saya...dan malu....

Inilah pelajaran hidup yang saya peroleh hari ini, semoga bermanfaat...paling tidak untuk diri saya sendiri..

PENGERTIAN HADIST

Hadits adalah segala perkataan (sabda), perbuatan dan ketetapan dan persetujuan dari Nabi Muhammad SAW yang dijadikan ketetapan ataupun hukum dalam agama Islam. Hadits dijadikan sumber hukum dalam agama Islam selain Al-Qur'an, Ijma dan Qiyas, dimana dalam hal ini, kedudukan hadits merupakan sumber hukum kedua setelah Al-Qur'an.

Ada banyak ulama periwayat hadits, namun yang sering dijadikan referensi hadits-haditsnya ada tujuh ulama, yakni Imam Bukhari, Imam Muslim, Imam Abu Daud, Imam Turmudzi, Imam Ahmad, Imam Nasa'i, dan Imam Ibnu Majah.

Ada bermacam-macam hadits, seperti yang diuraikan di bawah ini.

Hadits yang dilihat dari banyak sedikitnya perawi

Hadits Mutawatir

Hadits Ahad

Hadits Shahih

Hadits Hasan

Hadits Dha'if

Menurut Macam Periwayatannya

Hadits yang bersambung sanadnya (hadits Marfu' atau Maushul)

Hadits yang terputus sanadnya

Hadits Mu'allaq

Hadits Mursal

Hadits Mudallas

Hadits Munqathi

Hadits Mu'dhol

Hadits-hadits dha'if disebabkan oleh cacat perawi

Hadits Maudhu'

Hadits Matruk

Hadits Mungkar

Hadits Mu'allal

Hadits Mudhthorib

Hadits Maqlub

Hadits Munqalib

Hadits Mudraj

Hadits Syadz

Beberapa pengertian dalam ilmu hadits

Beberapa kitab hadits yang masyhur / populer



--------------------------------------------------------------------------------

I. Hadits yang dilihat dari banyak sedikitnya Perawi
I.A. Hadits Mutawatir
Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh sekelompok orang dari beberapa sanad yang tidak mungkin sepakat untuk berdusta. Berita itu mengenai hal-hal yang dapat dicapai oleh panca indera. Dan berita itu diterima dari sejumlah orang yang semacam itu juga. Berdasarkan itu, maka ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar suatu hadits bisa dikatakan sebagai hadits Mutawatir:

Isi hadits itu harus hal-hal yang dapat dicapai oleh panca indera.

Orang yang menceritakannya harus sejumlah orang yang menurut ada kebiasaan, tidak mungkin berdusta. Sifatnya Qath'iy.

Pemberita-pemberita itu terdapat pada semua generasi yang sama.


I.B. Hadits Ahad
Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh seorang atau lebih tetapi tidak mencapai tingkat mutawatir. Sifatnya atau tingkatannya adalah "zhonniy". Sebelumnya para ulama membagi hadits Ahad menjadi dua macam, yakni hadits Shahih dan hadits Dha'if. Namun Imam At Turmudzy kemudian membagi hadits Ahad ini menjadi tiga macam, yaitu:

I.B.1. Hadits Shahih
Menurut Ibnu Sholah, hadits shahih ialah hadits yang bersambung sanadnya. Ia diriwayatkan oleh orang yang adil lagi dhobit (kuat ingatannya) hingga akhirnya tidak syadz (tidak bertentangan dengan hadits lain yang lebih shahih) dan tidak mu'allal (tidak cacat). Jadi hadits Shahih itu memenuhi beberapa syarat sebagai berikut :

Kandungan isinya tidak bertentangan dengan Al-Qur'an.

Harus bersambung sanadnya

Diriwayatkan oleh orang / perawi yang adil.

Diriwayatkan oleh orang yang dhobit (kuat ingatannya)

Tidak syadz (tidak bertentangan dengan hadits lain yang lebih shahih)

Tidak cacat walaupun tersembunyi.

I.B.2. Hadits Hasan
Ialah hadits yang banyak sumbernya atau jalannya dan dikalangan perawinya tidak ada yang disangka dusta dan tidak syadz.

I.B.3. Hadits Dha'if
Ialah hadits yang tidak bersambung sanadnya dan diriwayatkan oleh orang yang tidak adil dan tidak dhobit, syadz dan cacat.


II. Menurut Macam Periwayatannya
II.A. Hadits yang bersambung sanadnya
Hadits ini adalah hadits yang bersambung sanadnya hingga Nabi Muhammad SAW. Hadits ini disebut hadits Marfu' atau Maushul.


II.B. Hadits yang terputus sanadnya
II.B.1. Hadits Mu'allaq
Hadits ini disebut juga hadits yang tergantung, yaitu hadits yang permulaan sanadnya dibuang oleh seorang atau lebih hingga akhir sanadnya, yang berarti termasuk hadits dha'if.

II.B.2. Hadits Mursal
Disebut juga hadits yang dikirim yaitu hadits yang diriwayatkan oleh para tabi'in dari Nabi Muhammad SAW tanpa menyebutkan sahabat tempat menerima hadits itu.

II.B.3. Hadits Mudallas
Disebut juga hadits yang disembunyikan cacatnya. Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh sanad yang memberikan kesan seolah-olah tidak ada cacatnya, padahal sebenarnya ada, baik dalam sanad ataupun pada gurunya. Jadi hadits Mudallas ini ialah hadits yang ditutup-tutupi kelemahan sanadnya.

II.B.4. Hadits Munqathi
Disebut juga hadits yang terputus yaitu hadits yang gugur atau hilang seorang atau dua orang perawi selain sahabat dan tabi'in.

II.B.5. Hadits Mu'dhol
Disebut juga hadits yang terputus sanadnya yaitu hadits yang diriwayatkan oleh para tabi'it dan tabi'in dari Nabi Muhammad SAW atau dari Sahabat tanpa menyebutkan tabi'in yang menjadi sanadnya. Kesemuanya itu dinilai dari ciri hadits Shahih tersebut di atas adalah termasuk hadits-hadits dha'if.


III. Hadits-hadits dha'if disebabkan oleh cacat perawi
III.A. Hadits Maudhu'
Yang berarti yang dilarang, yaitu hadits dalam sanadnya terdapat perawi yang berdusta atau dituduh dusta. Jadi hadits itu adalah hasil karangannya sendiri bahkan tidak pantas disebut hadits.

III.B. Hadits Matruk
Yang berarti hadits yang ditinggalkan, yaitu hadits yang hanya diriwayatkan oleh seorang perawi saja sedangkan perawi itu dituduh berdusta.

III.C. Hadits Mungkar
Yaitu hadits yang hanya diriwayatkan oleh seorang perawi yang lemah yang bertentangan dengan hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang terpercaya / jujur.

III.D. Hadits Mu'allal
Artinya hadits yang dinilai sakit atau cacat yaitu hadits yang didalamnya terdapat cacat yang tersembunyi. Menurut Ibnu Hajar Al Atsqalani bahwa hadis Mu'allal ialah hadits yang nampaknya baik tetapi setelah diselidiki ternyata ada cacatnya. Hadits ini biasa disebut juga dengan hadits Ma'lul (yang dicacati) atau disebut juga hadits Mu'tal (hadits sakit atau cacat).

III.E. Hadits Mudhthorib
Artinya hadits yang kacau yaitu hadits yang diriwayatkan oleh seorang perawi dari beberapa sanad dengan matan (isi) kacau atau tidak sama dan kontradiksi dengan yang dikompromikan.

III.F. Hadits Maqlub
Artinya hadits yang terbalik yaitu hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang dalamnya tertukar dengan mendahulukan yang belakang atau sebaliknya baik berupa sanad (silsilah) maupun matan (isi).

III.G. Hadits Munqalib
Yaitu hadits yang terbalik sebagian lafalnya hingga pengertiannya berubah.

III.H. Hadits Mudraj
Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh seorang perawi yang didalamnya terdapat tambahan yang bukan hadits, baik keterangan tambahan dari perawi sendiri atau lainnya.

III.I. Hadits Syadz
Hadits yang jarang yaitu hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang tsiqah (terpercaya) yang bertentangan dengan hadits lain yang diriwayatkan dari perawi-perawi (periwayat / pembawa) yang terpercaya pula. Demikian menurut sebagian ulama Hijaz sehingga hadits syadz jarang dihapal ulama hadits. Sedang yang banyak dihapal ulama hadits disebut juga hadits Mahfudz.


IV. Beberapa pengertian (istilah) dalam ilmu hadits
IV.A. Muttafaq 'Alaih
Yaitu hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Imam Muslim dari sumber sahabat yang sama, atau dikenal juga dengan Hadits Bukhari - Muslim.

IV.B. As Sab'ah
As Sab'ah berarti tujuh perawi, yaitu:

Imam Ahmad

Imam Bukhari

Imam Muslim

Imam Abu Daud

Imam Tirmidzi

Imam Nasa'i

Imam Ibnu Majah

IV.C. As Sittah
Yaitu enam perawi yang tersebut pada As Sab'ah, kecuali Imam Ahmad bin Hanbal.

IV.D. Al Khamsah
Yaitu lima perawi yang tersebut pada As Sab'ah, kecuali Imam Bukhari dan Imam Muslim.

IV.E. Al Arba'ah
Yaitu empat perawi yang tersebut pada As Sab'ah, kecuali Imam Ahmad, Imam Bukhari dan Imam Muslim.

IV.F. Ats tsalatsah
Yaitu tiga perawi yang tersebut pada As Sab'ah, kecuali Imam Ahmad, Imam Bukhari, Imam Muslim dan Ibnu Majah.

IV.G. Perawi
Yaitu orang yang meriwayatkan hadits.

IV.H. Sanad
Sanad berarti sandaran yaitu jalan matan dari Nabi Muhammad SAW sampai kepada orang yang mengeluarkan (mukhrij) hadits itu atau mudawwin (orang yang menghimpun atau membukukan) hadits. Sanad biasa disebut juga dengan Isnad berarti penyandaran. Pada dasarnya orang atau ulama yang menjadi sanad hadits itu adalah perawi juga.

IV.I. Matan
Matan ialah isi hadits baik berupa sabda Nabi Muhammad SAW, maupun berupa perbuatan Nabi Muhammad SAW yang diceritakan oleh sahabat atau berupa taqrirnya.


V. Beberapa kitab hadits yang masyhur / populer
Shahih Bukhari Shahih Muslim Riyadhus Shalihin

KHAN__LIRBOYO

Rabu, 15 Juni 2011

MANFAAT DAN RAHASIA DI BALIK SHOLAT

Saya teringat dengan `pengajian` saat SMA dulu, cuma sayang lupa nama ustadzahnya... cuma isi dari tausyiah beliau sangat masuk di hati dan teringat sampai sekrang... beliau menjelaskan tentang sholat... manfaat sholat... setiap gerakan beliau praktekan dengan betul dan menjelaskan dengan gamblang hubungannya dengan kesehatan... Islam itu memang rahmatan lil`allamiin....

Dulu smp ada temen yg non muslim, sangat `terkesimak` mendengar sedikit penjelasan sy tentang berbagai gerakan dlm sholat, bahkan tentang khitan.... emmm mungkin masuk logikanya ya... karena sy yakin apapun yg diajarkan Islam bukan hanya ritual ibadah tapi ada @sejuta` rahasia dibaliknya... yg untuk semakin membuat makin khusu dan semangat melakukannya adalah salah satunya dengan sedikit belajar dibalik rahasianya :)

Semoga tulisan dibawah ini sedikit memberikan penerangan... mohon maaf atas ketidakberkenanan...


Manfaat shalat apabila kita kembangkan betul-betul, sangat luar biasa dan canggih dibandingkan dengan yoga. Sayang sekali tidak ada universitas yang sengaja mengembangkan teknik gerakan shalat ini, apalagi yang mempelajari manajemen yang terkandung dalam bacaan shalat. Coba kita pikirkan, kenapa manajemen yang terkandung dalam shalat sangatlah canggih?

· Doa Iftitah, yang kita ucapkan lima kali sehari, sebetulnya sama dengan mission statement kalau kita belajar manajemen strategi. Misi hidup yang manalagi yang lebih canggih dibandingkan dengan hanya mendapatkan keridhaan Allah, tidak musyrik dan menjalankan perbuatan islami?

· Al Fatihah, yang diucapkan minimal 17 kali sehari, merupa-kan objective statement. Tujuan hidup yang mana lagi yang lebih canggih dibandingkan dengan hidup di jalan yang lurus, yaitu jalan kebaikan seperti yang diperoleh para nabi dan rasul?

· Ayat-ayat lainnya setelah Al Fatihah merupakan petunjuk pelaksanaan dan pengendalian setelah selesai shalat untuk diaplikasikan dalam kehidupan .


Rahasia Shalat Tepat Waktu

Mari kita lihat salah satu waktu shalat, yaitu Maghrib.
1. Maghrib hanya sebentar, terjadi perubahan Macro cosmis/ Sistem elektrik jagat raya, (manusia adalah miniatur dari alam semesta/ jagad raya) medan magnet tubuh kita akan ter-pengaruh. Ada sistem saraf yang otomatis diaktifkan jika kita khusuk melakukan gerakan shalat dan ini timing yang tepat dan sangat bermanfaat.
2. Pada saat yang bersamaan dengan arah yang sama bacaan shalat tersebut memancarnya frekuensi radio yang dapat menggetar-kan sistem pengabulan doa jika syarat doa terpenuhi.
3. Shalat subuh, zhuhur, dan ashar pun juga demikian.

Kenapa Shalat Tahajud Malam Hari?

1. Cuaca pada malam hari biasanya dingin atau lembab, banyak lemak jenuh yang melapisi saraf kita menjadi beku. Sehingga kalau tidak segera digerakkan, sistem pemanas tubuh tidak aktif, saraf menjadi kedinginan, bahkan kolesterol dan asam urat berubah menjadi pengapuran.
2. Saluran kelebihan uap air dari paru-paru ke ginjal yang ada di bagian belakang tubuh kita, kalau terlalu lama tidur akan tergencet berat tubuh kita sehingga menyebabkan paru-paru menjadi lembab dan saluran tersebut tersumbat. Saraf di belikat akan tersalut pengapuran. Kalau dibiarkan lama, akan menyebabkan paru-paru basah, dan ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan sel paru-paru membusuk.
3. Jadi, memang shalat malam itu lebih baik daripada tidur. Kebanyakan tidur malah jadi penyakit. Bukan lamanya masa tidur yang diperlukan oleh tubuh kita melainkan kualitas tidur. Dengan shalat malam, kita akan dapat mengendalikan urat tidur kita.
4. Tidur di kasur yang empuk akan menyebabkan urat saraf yang mengatur tekanan ke bola mata tidak mendapat tekanan yang cukup untuk memulihkan posisi saraf mata kita. Tidur dengan bantal yang tebal atau tinggi akan menyebabkan posisi klep jantung kita menjadi miring. Dalam jangka lama akan menyebabkan klep jantung kurang fungsional.

Gerakan Shalat Khusuk

Coba simak Al Baqarah 45.
1. Minta tolong kepada Allah dengan Sabar dan Shalat
2. Shalat itu Berat sekali, kecuali dilakukan dengan Khusuk
Dalam Al Fatihah, kita memohon hanya kepada Allah. Dan yang kita minta itu adalah jalan kebaikan, cara hidup yang lurus, yang bermanfaat, yang menghasilkan nikmat seperti yang pernah dicontohkan oleh para rasul dan nabi. Pertolongan itu akan diberikan sedikit demi sedikit sesuai kebutuhan, tapi harus sabar dan shalat (gerakannya dan aplikasi makna bacaannya).
Shalat yang betul yang berbuah pertolongan tersebut berat sekali dilakukan. Walaupun begitu, lama-lama akan tidak terasa berat bagi orang yang serius dan mengerti manfaatnya.
Kalau kita menganggap bahwa shalat adalah manajemen hidup kita maka minimal dia terdiri dari tiga unsur yang utuh/ sistemik. Ketiga unsur tersebut adalah Gerakan, Inti Bacaan, dan Aplikasi Shalat dalam kehidupan.

Bagian ke dua ayat di atas menyatakan bahwa shalat itu berat sekali. Apa maksudnya? Maksudnya adalah gerakan shalat yang akan membetulkan posisi atau mengaktifkan sistem saraf di tubuh kita sangat berat dilakukan. Walaupun berat sekali, tetapi dapat dilakukan oleh orang yang mengerti manfaat, serius, dan sabar hingga menghasilkan manfaat berupa perbaikan sistem saraf di tubuhnya.
Coba pikirkan, jika cara gerakan shalat kita asal-asalan apakah ada urat saraf yang dibetulkan? Apakah betul pintu oksigen ke otak akan terbuka? Apakah ada tuas sistem keringat akan tertarik? Apakah maksimal manfaat gerakan shalat itu untuk perbaikan sistem saraf di tubuh kita.
Kalau begini yang kita lakukan jelas bertentangan dengan ayat Allah, Al Baqarah 45, dan celakanya kita akan tergolong orang yang lalai dalam shalatnya. Pantas, pertolongan tidak datang kepada kita, dan membikin kita jadi tidak sabar lalu cari jalan pintas, jadilah kita kufur, musyrik, munafik, melintir ayat dan kita jadi makhluk yang buruk yang menurun kepada generasi berikutnya dan tidak terasa kalau kita telah berdosa besar kepada generasi berikutnya.

Dahulu, waktu pertama kali shalat diperkenalkan oleh Rasul, betul bahwa dengan asal gerak saja akan dapat langsung menggetarkan sistem saraf di tubuh kita. Tapi waktu itu saraf manusia belum tercemar oleh kolesterol, asam urat, gula darah, dan pengapuran. Udara belum tercemar oleh karbon monoksida atau efek rumah kaca belum terjadi, bahkan diyakini mereka tidak merokok, badan mereka sering berkeringat, belum ada kerja kantoran yang duduk di belakang meja. Coba sekali lagi kita pikirkan, kondisi sekarang, terutama di negara kita sebaliknya, makan jeroan, gorengan, nasi kebanyakan, purin kebanyakan, lalapan mentah plus terasi, gemar merokok, asap knalpot di mana-mana, air tercemar polusi limbah pabrik kimia, makan obat kimia atau anti biotik, senang korupsi, percaya dukun, dan ‘jajan’ di lokalisasi. Kita ini negara yang terbesar di dunia yang mengaku beragama Islam. Tetapi, kenapa kerusakan terjadi di mana-mana? Coba jawab sendiri!
Bagaimana kita dapat hijrah dan jihad terhadap lingkungan yang seperti ini? Mari kita sama-sama mempelajari, melaksanakan dengan utuh shalat yang menghasilkan manfaat, dan jadikan shalat ini manajemen hidup kita. rubah diri kita sendiri, lakukan perbuatan yang baik-baik saja, orang lain akan mengikuti kita untuk berbuat baik.
Ayat di atas jangan diplintir menjadi : Sesungguhnya Shalat Khusuk itu serat sekali atau Khusuk dalam shalat itu berat sekali!
Plintiran seperti ini akan menyesatkan sekali, karena kita dapat nenganggap bahwa karena khusuk itu berat sekali dilakukan dan nyaris tidak mungkin, jadilah dia asal shalat, malas shalat, bahkan tidak shalat.
Pengertian khusuk di sini jangan diplintir menjadi: Khusuk adalah shalat yang tidak melakukan gerakan di luar tata tertib standard. Marilah kita gunakan pikiran kita dan dapatkanlah manfaat dari setiap gerakan shalat yang membetulkan sistem saraf di tubuh kita. Kita meski malu kepada diri kita sendiri kalau kita asal shalat atau tidak shalat. Sadarlah bahwa shalat itu adalah manajemen hidup yang terbaik yang diajarkan oleh Allah yang Maha Tahu dan memiliki seluruh alam semesta beserta isinya termasuk diri kita sendiri. Sebenarnya, shalat adalah obat segala penyakit dan pertanggunganjawab hidup atau kualitas hidup. Kesehatan jiwa dan raga, sebenarnya, tergantung kualitas shalat kita. Sesungguhnya shalatku, amal ibadah dan perbuatan sepanjang hidupku sampai aku mati adalah untuk mendapatkan keridhaan Allah saja! Dan aku tidak akan berbuat musyrik. Coba teguhkan ikrar atau sumpah kehidupan kita yang setiap hari minimal lima kali diucapkan pada permulaan shalat. Ini adalah
mission statement yang terbaik menurut aturan Allah, sebelum kita menyatakan tujuan hidup (objective statement) dalam Al Fatihah, yaitu hidup di jalan yang lurus.

Hubungan Makanan, Pakaian, dan Pijat

Sebenarnya, kalau kita shalatnya di daerah berhawa panas seperti Arab dan rutin dilakukan semenjak kecil, tidak makan jeroan, sering berkeringat, tepat waktu, tepat bacaan, tepat gerakan, banyak minum air mineral dengan pakaian longgar dijamin tidak perlu dipijat. Hal ini dimaklumi karena tubuh selalu lentur, kolesterol/asam urat selalu terbakar, cairan tubuh selalu dibilas. Pantas orang Arab yang di Arab kuat tubuhnya. Tapi setelah di Indonesia, makan banyak nasi dan jeroan, kurang berkeringat, pakaian sempit, jadi loyo juga. Ini pengalaman nara sumber saat memijat orang Arab yang sudah lama di Indonesia.
Nah, bagaimana dengan kita yang di Indonesia yang kebanyakan makan nasi, jeroan, lalapan + terasi, jarang shalat dari kecil, udara sejuk, jarang keringat, banyak merokok, makan antibiotik, makan paracetamol, bahkan alkohol, sering ke dukun, berbuat musyrik, kufur, munafik, mengembangkan riba, melokalisasi prostitusi, melintir ayat, berbuat khianat? Tentu dan dapat dipastikan banyak lemak jenuh dan asam urat, pengapuran di tubuhnya, banyak saraf yang terjepit bahkan mati rasa sehingga mengakibatkan banyak penyakit dan sakit-sakitan.
Coba kita lihat, 90% negara ini mengaku beragama Islam, tetapi kenapa urutan keempat terkorup di dunia? Coba lihat, 90 % mungkin pemimpinnya yang Islam sudah naik haji, kenapa pimpinan DPR pun disangka korupsi? Padahal, makna haji adalah kesempurnaan keimanan, jangan hanya merasa bahwa pergi haji itu karena diundang oleh Allah, padahal pulang haji malah menumpuk kekayaan. Malu kita kepada golongan yang kafir. Kalau demikian, betul dong bahwa Islam dirusak oleh orang yang beragama Islam sendiri. Malu-maluin aja!!!

Kebiasaan Tidak Islami Merusak Saraf

Karena parahnya kerusakan di tubuh kita akibat kebiasaan yang tidak islami (tidak sehat dan selamat dunia-akhirat) , maka untuk membongkar sumbatan, memperbaiki kelenturan tubuh, memperbaiki urat saraf dan aliran darah, tidak dapat dilakukan hanya dengan shalat apalagi kalau hanya asal shalat. Di sinilah kita harus mengembangkan teknik yang sederhana tapi mendasar dalam pengobatan ini. Jadi, sekarang setelah sadar dengan adanya tanda-tanda kerusakan dan itu jelas akibat perbuatan kita yang melanggar aturan terbaik atau melaksanakan aturan dengan tidak utuh, mari kita sam-sama bertobat dan berobat dengan mengembangkan dan mengimplementasikan teknik gerakan shalat dan berwudhu, tanpa menggunakan lagi obat kimia yang ditelan bulat-bulat, supaya hidup kita menjadi hemat, selamat di dunia dan di akhirat.
Sayang sekali, negara yang potensi alamnya sangat kaya ini, malah rakyatnya makin melarat, akibat ulah pemimpin keparat yang bersekongkol dengan konglomerat. Negara tetangga kita pun sampai hati mengusir dan memulangkan sekitar 450.000 tenaga kerja dari negara kita. Mau ditaruh di mana muka ini?
Kesimpulan

1. Shalat: "Ilmu kesehatan yang fundamental (mendasar)"
2. Rukuk dan Sujud: "Kebutuhan fundamental setiap manusia"
3. Aplikasi Shalat dalam Prilaku: "Pondasi/sistem kehidupan yang terbaik"
4. Tobat, Shalat & Pijat : "Pengobatan yang fundamental"
5. Persepsi yang keliru:
a. Obat = " Sesuatu yang dimakan/ditelan"
b. Kalau sakit berobatlah ke dokter
c. Paracetamol, anti biotik, pembunuh rasa sakit = Obat
6. Menuju kemenangan tidak sama dengan memperoleh kemenangan.
7. Dosa = Penyebab tidak langsung penyakit
8. Rasa Linu, Sakit Dipijit, Mati Rasa = Tanda-tanda ada penyakit
9. Puasa = Berwudhu jiwa dan raga
10. Keadilan Allah terkait prilaku kita
11. Akhirat = Setiap Saat, Akhirat yang Paling Akhir= Matinya seseorang = Kiamat kecil, Hancurnya Alam Semesta = Kiamat Besar
12. Kemenangan Besar = Sehat Jiwa & Raga, Rejeki Halal=Surga di dunia diperoleh jika sabar, waspada, takwa, shalat & zakat

Tua VS Muda

Masih muda, korbankan kesehatan cari harta.
Sudah tua, korbankan harta cari kesehatan

Karena harta, orang asing menjadi seperti saudara.
Karena harta, saudara menjadi seperti orang asing.

Orang kaya mampu beli ranjang enak,
tapi gak bisa tidur enak (stress...euiii)
Orang miskin gak mampu beli ranjang enak,
tapi bisa tidur enak (capek jadi kuli...)

Orang kaya
punya duit buat foya-foya,
tapi gak punya waktu.
Orang miskin punya waktu buat foya-foya,
tapi gak punya duit.

Masih muda, pengen jadi kaya biar nikmatin kekayaan,
Udah kaya, gak punya waktu buat nikmatin kekayaan.
Sekali punya waktu buat nikmatin kekayaan,
udah keburu tua gak ada tenaga...

Catatan :

Umur kita takkan kembali. Waktu adalah anak panah yang melesat kencang. Kita tak mungkin mampu menghentikan atau melambatkannya. Selama waktu masih tersisa, tak perlu ragu untuk menikmati kehadiran kita di bumi ini.

Ketika kita menyadari betapa berharganya kita yang mungil ini di alam semesta yang maha luas ini.Kehadiran kita bagian alam ini.
Hiduplah penuh keseimbangan.

Kehidupan ini haruslah kita nikmati sepenuh hati dengan rasa syukur dan terimakasih, bukan menyia-nyiakannya dengan keluh - kesah dan kesedihan.

Ya Tuhan…sepantasnyalah setiap hari2 ku, aku isi dengan rasa syukur dan terimakasih atas begitu banyak berkah yang telah Engkau limpahkan padaku yang tiada habisnya untuk aku nikmati.