Laman

Sabtu, 10 Desember 2011

MOHONLAH PERTOLONGAN HANYA PADA ALLAH

(Ingatlah), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu, lalu diperkenankan-Nya bagimu: “Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yang datang berturut-turut.” (QS. Al-Anfaal (8): 9)

Untuk mendapat pertolongan Allah dengan serta merta dengan menurunkan Malaikat Malaikat atau Jundullah harus memenuhi beberapa syarat, Dr. Yusuf Qaradhawi mensarikan cara memperoleh pertolongan Allah pada saat kita membutuhkan dalam beberapa butir berikut:

Pertolongan Allah hanya diberikan kepada pelaku yang benar-benar turun di lapangan untuk berjuang. (QS. Al-Anfaal (8): 9)
Pertolongan Allah hanya diberikan kepada orang-orang yang menolong agamaNya. (QS. Muhammad (47): 7)
Hamba yang ikhlas dan memurnikan ibadah kepadaNya. (QS 10:22)
Hamba yang mensucikan diri dari mengkonsumsi segala hal yang diharamkanNya. (Hadits)
Hamba yang menderita. (QS. Al-Anbiyaa’ (21): 87-88)
Hamba yang terus berdo’a karena tidak tahu kapan do’anya akan dikabulkan – tidak tergesa-gesa. (Hadits).

Kita tidak akan mencapai Quantum Hikmah apabila Syarat ini “Hamba yang ikhlas dan memurnikan ibadah kepadaNya” belum di applikasikan secara sepenuhnya dalam ibadah kita…

Kalau Niat dan Aqidah masih belum jujur ber-Tauhid Uluhiyyah, jangan kaget kalau yang datang selalunya Khodam dari kalangan jin….., apapun status manusianya…walaupun tingkatan Ulama, kyai, ustaz, mursyid dan lain lain…, yang di lihat kan bukan statusnya akan tetapi itiqad di hatinya…

Maka jangan berbangga mempunyai khodam pendamping, pada hakikatnya yang menjadi khodam adalah manusia itu sendiri dan si jin yang menjadi tuan, dan manusia ini menjadi sapi perahan, yang menjadi sakti adalah si jin bukan manusia pengamal-nya

Bagaimana cara membedakan apakah itu kita didampingi khodam jin. Adakah kaedah yang bisa digunakan untuk mengetahuinya ?

Kalau kita mempunyai pendamping Jin , baik itu Jin muslim atau Jin kafir (yang membedakan pengaruhnya adalah intensitasnya) , yang paling berasa adalah emosi yang tidak stabil (mudah tersinggung, cepat naik darah) dan apabila sudah beberapa lama biasanya keadaan ekonomi terpengaruh (pokoknya selalu ada ada saja masalah berhubung dengan keuangan, dapet duit tapi habisnya juga cepat dll) dan setelah itu biasanya akan terpengaruh kondisi kesehatan (sering pusing, sakit pundak, sakit pinggang, badan terasa berat), kondisi semua ini berterusan bukan sementara…..

Menurut saya karena energi bangsa Jin adalah panas , jadi sejalan dengan waktu energi manusia yang di dampinginya terpengaruh …sehingga ada pengaruh2 negatif seperti di atas…

Yang anehnya, Wallahu ‘Alam bi shawab , saya banyak melihat Jin muslim dengan Jin kafir bisa hidup berdampingan dalam satu badan manusia….

Apa yg harus dilakukan agar barakah wirid kita tidak dapat diserap oleh mereka ?

Luruskan Niat dan Itiqad ..!, berzikir untuk beribadah secara jujur untuk Allah karena Allah dan demi Allah hanya mengharapkan limpahan rahmat dan menggapai keridhoan Allah, sebagai bentuk ketaqwaan total kepadanya sebagai bentuk aplikasi dari Tauhid Ibadah-Uluhiyyah.

Insha Allah dengan rahmat Allah kita akan di lindungi oleh Allah dari segala sesuatu yang tidak di rahmatiNya dan dijauhkan dari hal-hal yang tidak Haq.

Sebelum dan sewaktu berzikir jagalah niat dan itiqad bahwa zikir ini adalah sebagai ibadah karena Allah BUKAN berzikir karena SESUATU, Karena suatu faedah atau khasiat, seperti takut masuk neraka dan ingin masuk surga atau karena menginginkan hajat-hajat tertentu, seperti kesaktian, karomah dan lain lain , kalau masih mengharapkan upah dari ibadahnya ini namanya belum lagi bertauhid secara jujur seperti Ibadah seorang pedagang.

Apabila dzikir tadi telah selesai, disini WAKTUNYA berdo’a , silahkan berdo’a seluruh hajat2 anda, Karena Allah memang menyuruh kita berdoa kepadaNya, ini sebagai tanda penghambaan kita pada Allah.
Ada saatnya untuk berzikir ikhlas karena Allah DAN ada saatnya untuk berdoa kepada Allah, jangan dicampur-campur, itu sama saja merebut HAQ-nya Allah, karena dalm beribadah itu ada adab-adabnya yang perlu di ikuti.

Tentunya kita familiar dengan ucapan ” Dawamkan atau amalkan hizib, asma atau Ayat ini dan itu sekian kali selama beberapa hari, Insya Allah berkhasiat ini dan itu”
Apa yang biasanya terjadi, si pengamal mempunyai niat dan itiqad dengan harapan dapat khasiat ini dan itu….., Sebelum dan sewaktu si pengamal mengamalkan hizib, asma atau ayat-ayat tsb.

Pengamal ilmu hikmah dengan cara ini memang akan mendapat apa yang dia hajatkan dengan Izin Allah akan tetapi belum tentu di rahmatiNya, segala sesuatu yang tidak di Rahmati oleh Allah adalah hal yang sia-sia.

Pendapat saya peribadi, hal ini lah yang tanpa di sadari, malah semakin menjauhkan kita kepada HAKEKAT Tauhid Ibadah yang sebenarnya.

Memang susah merubah pola-pikir dan keyakinan kita, saya sendiri pun masih dalam tahap belajar tata-cara beribadah secara ikhlas karena Allah tanpa embel2 tertentu , ya selama puluhan tahun selalunya berzikir karena sesuatu maksud ..tidak ikhlas dalam arti sesungguhnya.

Jangan pernah terpikir bahwa “Pahala” dari amal ibadah kita bisa “Cukup” atau “lebih” sehingga menjamin masuk ke sorga-Nya Allah, walaupun kita beribadah sehari semalam seumur hidup kita MASIH sangat kecil untuk bisa di terima di Surga-nya Alllah, Hanya dengan RahmatNya lah kita di perkenankan Masuk ke Surga-Nya Allah. Rasulullah pun tidak bisa memberikan Syafaat tanpa RahmatNya Allah.

Ada beberapa kumpulan yang sangat anti dengan pengamalan hizib-hizib auliyya, amalan2 dari ayat-ayat alquran dengan tatacara tertentu dan sejenisnya (tidak termasuk asma-asma karangan masa kini ya…), sampai ada yang buat buku yang pada umumnya menyatakan bahwa hizib-hizib ini sesat dan mengundang Jin……, bagi saya ini adalah contoh orang punya pengetahuan kurang lengkap akan tetapi sudah berani menjatuhkan hukuman…..

Harusnya mereka mengkaji lebih dalam lagi sebelum menjatuhkan hukuman, menurut saya, yang salah itu bukan Hizib-Hizibnya atau amalan-amalannya yang salah itu adalah manusia yang mengamalkannya.

Ada beberapa sebab yang menyebabkan seseorang yang mengamalkan sesuatu amalan atau Hizib malah dirinya di datangi Jin dan ber-acting seolah menjadi khodam dari amalan/ hizib tesebut.

1. Menerima Pengizahan dan Pengisian dari seseorang dimana disadari atau tidak disadari “source of energy” nya adalah dari khodam-khodam Jin yang ikut seseorang tsb.

Badan kita ibarat rumah kita, kita yang bertanggung jawab terhadap kebersihan dan keamanan rumah kita…., nah bagaimana mau bersih dan aman , kalau kitanya sendiri selalu mengundang dan mengijinkan mereka masuk dengan senang hati para tamu-tamu yang tidak jelas kebersihannya dan tidak perduli dengan akibat yang akan di timbulkan di masa yang akan datang.

2.Niat dan Itiqad bukan beribadah ikhlas karena Allah dalam arti sesungguhnya akan tetapi mengamalkan amalan/hizib karena khasiat ini dan itu dari hizib/amalan tsb. Yang ini sudah di bahas

3.Khodam-Khodam Jin yang pernah menjadi pendamping Leluhur kita

Kebanyakan para leluhur di nusantara ini menguasai beberapa keilmuan lama, bisa saja ilmu yang bersih bisa juga ilmu yang agak-agak gelap, para leluhur ini dengan niat yang baik karena sayangnya kepada keluarga mereka pernah atau sering istilahnya ber-doa atau mengucapkan mantra untuk melindungi keluarga dan anak-cucunya, kalau di jaman dahulu do’a ini ada diartikan sabda oleh para pendamping-pendamping ghaib leluhur kita waktu itu, karena sudah terikat dengan sumpah maka mereka akan mematuhi “sabda” dari tuan-nya walupun tuannya sudah meninggal, karena umur mereka adalah panjang-panjang maka mereka secara otomatis akan menjaga dari generasi ke generasi, masalahnya adalah cucu-cucu di zaman sekarang ini TIDAK mempunyai “ilmu-nya” untuk mengontrol para pendamping leluhur kita ini, ya akibatnya bisa macam-macam bagi cucu-cicit ini tapi biasanya sih jadi berakibat kurang bagus.

WA ALLHU 'ALAM BIS SHAWAB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar